Senin, 17 Desember 2012

JARINGAN INFRASTRUKTUR KOTA SURAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang  

Jaringan Infrastruktur Kota Surakarta mengambarkan persebaran sarana dan prasarana yang ada dalam wilayah tersebut. Dari hasil pemetaan dapat diperoleh informasi tentang keberadaan posisi atau letak sarana dan prasana tersebut. Sehingga dapat persebaran sarana dan prasarana dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Perkembangan sarana dan prasarana dari tahun ke tahun Kota Surakarta berubah hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antaralain:
1.         Perkembangan ilmu teknologi.
2.         Pertambahan jumlah penduduk.
3.         Meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Sehinga terjadi pembangunan daerah untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat berupa saran dan prasana untuk memudahkan masyarajat.

Dampak dari pembangunan adalah perubahan jaringan infrastruktur dan persebaran saran dan prasana yang ada di Kota Surakarta. Sehingga perlu diadakan analisis terhadap persebaran jaringan tersebut. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui tingat aksebilitas  jaringan tersebut masyarakat sekitar. 


1.2.Tujuan

Tujuan dari penyusuna laporan Jaringan Infrastruktur Kota Surakarta antara lain:
  1.  Dapat mengetahui tingakat pemahaman, kinerja, kemampuan dan keterampilan mahasisawa dalam pengembangan SIG Untuk Analisis Jaringan Infrastruktur.
  2. Mahasiswa memperoleah gambaran tentang dunia kerja sehungga dapat mengasah kemampuan Mahasiswa.
  3. Penyempurnaan terhadap mata kuliah SIG Untuk Analisis Jaringan Infrastruktur dan bemanfaat kajian ilmunya.



BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Gambaran Secara Geografi
           
Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' - 110045'35'' Bujur Timur dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.
           
Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka tidak heran kota Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten di sekitarnya.

Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

        Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun Tetangga (RT).


2.2. Profil Kota

Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten sukoharjo di sebelah selatan, Kabupaten sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar di sebelah barat dan timur.

Kota Surakarta terkenal dengan batik, keraton, dan pasar klewer, layak perekonomian yang didominasi oleh kegiatan pariwisata dan perdagangan dan jasa, begitu juga dengan Surakarta, kota ini lebih dikenal dengan Kota Solo. Untuk pariwisata, eksistensi keraton Kasunanan surakarta Hadiningrat dan Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros sejarah, seni, budaya, yang memiliki nilai jual. Nilai jual ini termanifestasi melalui bagunan kuno, tradisi kerajaan yang terpelihara, dan karya seni yang menakjubkan, tatanan penduduk setempat yang tidak lepas dari sentuhan-sentuhan kultural dan spiritual keraton yang semakin menambah daya tarik. Salah satu tradisi yang berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini adalah membatik. Seni dan pembatikan solo menjadikan daerah ini menjadi pusat batik di Indonesia.

Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata tidak akan ada artinya bila didukung sektor perdagangan, minimal keberadaan perdagangan cendera mata dan kerajinan khas daerah menjadikan pariwisata semakin berdenyut. Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur-sayurandan bahan dasar protein yang seharusnya terpenuhi melalui sektor ini harus bergantung dari daerah lain. Pemberdayaan sektor pertanian hampir tidak mungkin dapat dilakukan, sama sulitnya dengan mengembangkan wilayah permukiman akibat keterbatasan lahan.

Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan restoran,angkutan, dan komunikasi serta jasa-jasa menjadi andalan daerah. Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumahtangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan bati dna pakaian jadi yang hasilnya tidak hanya dinikmati oleh pasar setempat dan nasional, tetapi juga pasar internasional.


BAB III
JARINGAN INFRASTRUKTUR

3.1. Diskripsi Jaringan Jalan
       Jaringan jalan menggambarkan persebaran jalan yang ada di Kota Surakarta. Persebaran ini bisa menjangkau mulai dari pusat kota hingga ke dalam wilayah permukiman penduduk dan ke daerah terpelosok atau ke daerah pedesaan yang dapat ditampilkan dalam peta pada lampiran. Jalan dapat dibedakan dalam berbagai klasifikasi kelas antara lain:
1.    Berdasarakan Daya Beban
  1.  Kelas I tekanan maksimum 7 ton/m2
  2. Kelas II tekanan maksimum 5 ton/m2
  3. Kelas III tekanan maksimum 3.5 ton/m2
  4. Kelas IV tekanan maksimum 2 ton/m2
  5. Kelas V tekanan maksimum 1.5 ton/m2
2.    Berdasarkan Fungsi Jalan
  1. Jalan Utama ( Arteri ) menyalurkan lalu lintas antar kota.
  2. Jalna Utama Kota (Minor) menyalurkan lalu lintas antar luar kota dan kedalam kota atau sebaliknya.
  3. Jalan Antar Lingkungan ( Minor ) menyalurkan lalu lintas wilayah kota atau lingkungan dari lingkungan ke jalan utama.
  4. Jalan Lingkungan jalan yang ada dikawasan lingkungan perumahan, permukiman, industri, perkantoran, kampus.
3.    Berdasarkan Wewenang
  1. Jalan Negara didanai oleh APBN.
  2. Jalan Propinsi didanai oleh APBD Propinsi.
  3. Jalan Protokol didanai oleh Pemkot/Pemkab.
  4. Jalan Lingkungan didanai oleh Pemkot/Pemkab dan swadaya masyarakat.


3.2. Diskripsi Jaringan Listrik
           
        Jaringan Listrik menggambarkan tentang  persebaran listrik di Kota Surakarta sudah merata atau belum. Jaringan Listrik sangat penting karena listrik banyak digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan industri, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan sebaran jaringan listrik ditampilkan dalam peta pada lampiran.


3.3. Diskripsi Jaringan PDAM

Jaringan PDAM menjelaskan tentang persebaran tentang air bersih yang ada di Kota Surakarta. Dari pemetaan Jaringan PDAM dapat lihat persediaan air bersih dan persebarannya sudah merata atau belum rata. Persebaran Jaringan PDAM dapat ditampilkan dalam peta pada lampiran.  Air bersih yang disalurkan kepada masyarakat harus mempunyai kualitas air yang baik. Syarat syarat air yang berkualitas dapat di uji dengan 2 cara yaitu:
1.    Secara Fisika yaitu pengujian air berdasarkan sifat fisik
1.      Air tidak berbau,
2.      Air tidak berwarna
3.      Air tidak berasa.
2.    Secara Kimia yaitu dapat diuji kandungan kimia air antara lain:
1.      BOD dengan ambang batas 100mg/l
2.      COD dengan ambang batas 100mg/l
3.      TSS dengan ambang batas 100mg/l
4.      Sulfida dengan ambang batas 100mg/l
5.      Amoniak dengan ambang batas 100mg/l


3.4. Deskripsi Jaringan Kesehatan

         Jaringan Kesehatan menjelaskan bahwa persebaran fasilitas kesehatan untuk masyarakat sudah merata atau belum merata. Dari hasil pemetaan jaringan kesehatan dapat disimpulkan bahwa semakin merta persebaran fasilitas kesehatan maka kesehatan masyarakat akan terjamin. Dapat mengurangi anka kematian yang ada di masyarakat. Dapat dilihat pada peta berikut ini persebaran jaringan kesehatan ditampilkan dalam peta pada lampiran.
1.    Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Capaian diarahkan  
  1. Penanganan Penyakit menular
  2. Penanggulangan Gizi pada Ibu Hamil dan Anak-anak;
  3. Mendorong Upaya Peran aktif masyarakat dan swasta dalam kaitanya dengan perilaku hidup dan gaya hidup sehat sejak usia dini melalui kesehatan dan pemberdayaan; serta
  4. Terwujudnya pemantapan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan yang terpadu, efisien, rsional dan akuntabel dengan mengembangkan sistim informasi berdasarkan bukti (avidence based) dalam mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.
2.    Penerapan program unggulan dalam peningkatan pelayanan kesehatan
1.         Puskesmas Rawat Inap
2.         Puskesmas sore hari
3.         Peningkatan mutu Pusekesmas melalui sertifikasi ISO 9001
4.         Layanan klinik infeksi Menular SEksual (rujukan ke klinik VC
5.         Layanan klinik konsultasi kesehatan remaja& program kurikulum KKR dan SLTP
6.         Layanan kunjungan ahli anak dan obsgyn ke Puskesmas.
7.         Program regristasi dan sertifikasi kematian
8.         Sistim Informasi Kesehatan Daerah
9.         Prog Askeskin
10.     Sistim Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (PKMS)


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

            Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan infrastruktur Kota Surakarta hampir merata disetiap wilayahnya. Dari hasil pemetaan dan survei yang dilakukan pihak yang terkait pengelolaan jaringan infrastruktur Kota Surakarta sudah baik. Sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan baik karena ketersediaan jaringan sarana dan prasana yang hampir merata di hingga ke daerah pelosok.

Saran

      Diharapkan dari pembahasan diatas tentang Kota Surakarta dapat diperoleh manfaat anatara lain:
  1. Dapat dijadikan sarana belajar untuk mahasiswa medalami dan memahami mata kuliah SIG untuk Analisis Jaringan Infrastruktur.
  2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan Kota Surakata dalam pembangunan daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan daerah .


DAFTAR PUSTAKA
http://www.surakarta.go.id/
Kantor BAPPEDA Kota Surakarta
NN. 2010. Jaringan Infrastruktur. Semarang: Suka-Suka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar