Selasa, 25 Juni 2013

SIKAP ANARKI MAHASISWA MENYIKAPI KENAIKAN BBM

Penduduk indonesia di gemparkan dengan harga BBM yang naik lagi. Tapi yang kali ini saya bahas adalah aksi demo mahasiswa beberapa universitas di negeri ini. Terkadang saya pengen ketawa melihat sikap mahasiswa yang anarki dan mengarah ke sikap radikal. Yang saya tanyakan adalah DIMANA LETAK INTELEKTUAL KALIAN SEBAGAI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI?


Mahasiswa harus bersikap intelek, sopan santun  dan tidak mengandalkan anarki juga kekerasan apa lagi merusak sarana dan prasarana umum. Apa bedanya mahasiswa dengan preman pasar???  BBM memang naik tapi seharusnya mahasiswa harus sadar dong kalau kendaraan yang kita pakai adalah produk buatan luar negeri yaitu jepang. Kenapa kita tidak ada inisiatip untuk membuat motor sendiri kalau mobil kan sudah ada yaitu dari SMK Solo. Mahasiswa kok kalah pinter sama anak SMK.

Kita jangan hanya bangga bisa membeli produk luar negeri tapi harus bisa berinisiatip untuk membuatnya juga donk. Sebenarnya bangsa Indonesia itu kaya karena kita mampu membeli berbagai merk mahal buat luar negeri yang ngeri hanya kasus korupsi. Sehingga anggaran negara tidak dimanfaatkan dengan baik untuk pendidikan dan kesehatan sehingga kesadaran masyarakat juga rendah. Bangsa indonesia itu sebenarnya tidak bodoh hanya saja kualitas pendidikan yang rendah, tidak merata juga sarana dan prasarananya juga terbatas. Ini berakibat pada daya fikir masyarakat yang kurang inteklek, cerdas juga rasional.

Semua ini berawal sejak Indonesia dijajah oleh bangsa asing selama 350 tahun oleh bangsa barat dan 3,5 tahun oleh Jepang. Pasti pada tanya apa hubungannya yang jelas ada.
  1.  Indonesia kaya SDA berupa pertambangan yang terbentang luas, bukan rahasia dunia kalau indonesia adalah negara yang mengeksploitasi SDA paling besar seluruh dunia. Lalu dimana hasil pertambangan indonesia yang selama ini dikelola. Faktanya adalah pertambangan Indonesia dikelola oleh pihak asing.
  2.  Sejak jaman penjajahan pendidikan di Indonesia itu sudah dibatasi alasannya simpel kalau bangsa indonesia cerdas, pinter juga intelektualnya tinggi. Maka bangsa Indonesia bisa mengelola SDA sendiri karena kita punya SDM. Maka negara lain tidak bisa campur tangan tentang urusan negara kita.
  3. Kalau bukan karena Indonesia kaya buat apa kita repot-repot harus dijajah begitu lamanya. Toh kenyataanya Indonesia bisa mengisi kas negara Belanda yang kosong karena kalah pada PD I (jangan bilang kalau pelajaran  sejarah pada ngatuk serasa didongengin atau cabut,..). Berarti kita kaya dari Belanda donk cuma kalah dibidang pendidikan karena politik di Indonesia. Soal politik bisa dilihat sendiri di TV.



Kalau jaman dulu kita dijajah dari segi fisik, kerja paksa atau kerja rodi. Tapi kalau sekarang yang dijajah adalah mental dan moral bangsa. Fakta agenerasi muda sekarang sudah berkurang rasa nasionalisme, tidak tahu etika kebudayaan ketimuran Indonesia yang asli. Fenomena yang simpel adalah generasi sekarang bangga dengan kebudayaan negara lain misal KOREA SELATAN, JEPANG atau BUDAYA BARAT. Jadi jangan salahkan negara lain kalau Kebudayaan Indonesia yang asli diakui oleh MALASYIA.


Gerasi muda Indonesia sekarang ABG Ababil (Anak Baru Gede Pikiran Labil) mudah terprokasi. Lebih pinteran orang jaman dulu walaupun serba tradisonal dan terbatas fasilitas. Apakah harus dijajah secara fisik biar mental gerasi muda jalan lagi (capek dech,....) makanya belajar ya jangan up date status galau juga narsis biar pinter OK Mz Bro n Sista.

Minggu, 02 Juni 2013

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT


  1.   Citra satelit landsat 7
Landsat 7 USGS Orthorektifikasi tahun 2000, maka dalam uraian hanya dibahas karakteristik citra Landsat 7, sedangkan Landsat lainnya tidak dibahas..  Karakteristik satelit Landsat 7 ETM+   (Tabel 2.1) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.     Landsat 7 yang diluncurkan tahun 1999 merupakan generasi paling akhir dari Landsat (Land Satellite) saat ini. Landsat 7 seperti halnya dengan Landsat sebelumnya, satelit ini mengelilingi bumi dengan orbit polar, selaras matahari, dengan ketinggian 705 km (438 miles) di atas ekuator. 
2.      Lintasan orbit dari utara ke selatan memotong ekuator setiap jam 10.00 pagi WIB atau jam 9.00 pagi WITA. Lintasan selama 99 menit dengan pengulangan waktu rekaman pada tempat yang sama setiap 16 hari.
3.      Sensor ETM + (Enhanced Thematic Mapper Plus) pada Landsat 7 dirancang untuk menggantikan sensor TM (Thematic Mapper) pada Landsat 4 dan 5 yang sudah habis masa peredaran (orbit)-nya, dan  sensor ETM Landsat 6 yang hilang. Transmisi data ke stasiun penerima di bumi, dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu :
a.      Data dikirim menggunakan gelombang radio secara langsung ke stasiun penerima di bumi,
b.    Pengiriman data melalui relay satelit komunikasi TDRSS  (tracking and data relay satellites system) yang akan merekam kemudian mengirimkan ke stasiun penerima di bumi,
c.     Data obyek permukaan bumi direkam/ disimpan lebih dahulu dalam suatu panel (storage on board) atau tipe (wideband tipe recorder), baru kemudian dikirim ke stasiun penerima di bumi.
4.     Satelit Landsat 7 dilengkapi dengan fasilitas penerima sistem posisi lokasi (Ground Positioning System/ GPS reciever) untuk meningkatkan ketepatan letak satelit di jalur orbitnya.
5.      Karakteristi data Landsat 7 ETM+ ditentukan oleh sistem sensornya, yang didesain merekam bumi dalam 8 saluran, yaitu 7 saluran (band 1-5, 7-8) merekam pantulan dan satu saluran (band 6) merekam pancaran (emisi/ suhu) obyek permukaan bumi.
6.      Ukuran citra Landsat 7 sesuai standar WRS (Worldwide Reference System) setiap scene 185 km x 180 km.
7.      Resolusi radiometrik citra Landsat ETM 8 bit atau 256 nilai digital (0-255).  Resolusi spasial citra Landsat ETM adalah 30 meter (saluran 1-5 dan 7), data termal mempunyai resolusi spasial sebesar 60 meter (saluran 6), dan data pankromatik (saluran 8) dengan resolusi spasial 15 meter.
8.      Pemanfaatan citra seperti pengelolaan lahan dan air, penelitian global, eksplorasi minyak dan mineral, prediksi produksi pertanian, pantauan polusi, deteksi perubahan permukaan lahan, pemetaan.
9.      Data Landsat telah dimanfaatkan oleh berbagai pengguna baik instansi pemerintah, publik, privat, dan sekuriti nasional.

Tabel 1. Karakteristik Satelit Landsat 7
(Sumber :Landsat Data Handbook, 2000)
Karakteristik
Landsat 7

Orbit/ lintasan orbit
Sinkron matahari (dari utara ke selatan memotong ekuator)

Ketinggian
705 km (438 miles) di atas ekuator

Waktu Lintasan Orbit
jam 10.00 WIB (jam 9.00 WITA/ Parepare)

Lama lintasan
99 menit

Sensor/ saluran spektral (band/ µm)
ETM+
Band 1 : 0,45 – 0,52
Band 2 : 0,52 – 0,61
Band 3 : 0,63 – 0,69
Band 4 : 0,78 – 0,90
Band 5 : 1,55 – 1,75
Band 6 : 10,4 – 12,5 (Termal)
Band 7 : 2,08 – 2,35
Band 8 : 0,52 – 0,90 (Pankromatik)


Resolusi spasial
30 m (band 1-5 dan 7 multispektral); 15 m (band 8 : Pankromatik); dan 60 m (band 6 : Termal)

Cakupan
185 km x 185 km

Pengulangan rekaman
16    hari


      2.  Citra satelit SPOT 4
SPOT (Satellite Pour l’Observation de la Terre) seri kedua (SPOT 4). SPOT merupakan sistem satelit observasi bumi milik Perancis, yang dirancang oleh Badan Antariksa Perancis (France Space Agency) yaitu CNES (Centre National d’ Etudes Spatiales). Satelit tersebut milik Perancis bekerjasama dengan Belgia dan Swedia. Sistem SPOT yang dilengkapi dengan sistem penerima untuk pengendali satelit, sistem pemrograman, dan sistem produksi citra. Tabel 2.2. Karakteristik citra SPOT- 4 (SPOT generasi ke dua, di mana SPOT generasi pertama adalah SPOT 1, SPOR 2, dan SPOT 3, dan generasi ketiga adalah SPOT - 5).

Tabel 2. Karakteristik  dan kemampuan SPOT-4
(SPOT Images, 2002)

Saluran Spektral
RESOLUSI SERI SPOT-4
HRVIR
Instrumen  vegetasi *)
PA : 0,61 - 0,68 μm (Pankromatik)
10 m

B0 : 0,43-0,47 μm (Biru)

1000 m
B1 : 0,50 - 0,59 μm (Hijau)
20 m

B2 : 0,61-0,68 μm (Merah)
20 m
1000 m
B3 : 0,78-0,89 μm (NIR)
20 m
1000 m
B4 : 1,58-1,75 μm (SWIR)
20 m
1000 m
Sudut Pandang (Field of View)
60 m
2.259 km
Keterangan Singkatan
HRVIR: High Resolution Visible to Near Infrared
VINIR  :   Visible and Near Infrared (MS)
NIR     :   Near Infrared
PA      :  Pankromatik
B        :   Band (saluran/ kanal)
MS     :  Multispektral (B1+B2+B3)
MX     :  Monokromatik (B4)
SWIR :  Short Wave Infrared
*)   Status Eksperimental


Sistem SPOT hingga saat ini terdiri dari tiga seri sistem wahana, yaitu
  1. Seri pertama adalah SPOT 1, SPOT 2, dan SPOT 3, yang ketiganya didesain dengan karakteristik identik, yaitu resolusi tinggi, stereo, dan pengulangan orbit yang fleksibel menggunakan empat instrumen pada saluran pankromatik, hijau, merah dan inframerah dekat. SPOT 1 diluncurkan Februari 1986, SPOT 2 diluncurkan Januari 1990, SPOT 3 diluncurkan September 1993 beroperasi hingga November 1996.
  2. Seri kedua SPOT 4 diluncurkan 24 Maret 1998 dan didesain dengan perbaikan kinerja dengan menambahkan satu saluran (band) inframerah dekat dan instrumen vegetasi sehingga terdapat enam instrumen, yaitu pada saluran pankromatik, hijau, merah, dua inframerah dekat, dan instrumen vegetasi dengan saluran biru.
  3. Satelit SPOT 4, memiiki; Altitude: 822 km; inclination: 98.7 derajat; orbit: sun-synchronous polar; period of revolution: 101 minutes; swath width: 60 x 60 to 80 km; repeat cycle: 26 days
  1. Seri ketiga SPOT 5 diluncurkan bulan Mei 2002. Sistem perekaman citra stereo SPOT 5. dengan sudut pandang 20o dan tampalan (overlap) 50 %. SPOT 5 telah mengalami perombakan besar pada tingkat ketelitian secara planimetri dan altimetri. SPOT 5 masih menggunakan enam instrumen seperti SPOT 4 tetapi resolusinya lebih halus (rinci).

         3.     Citra Quicbrid
            Quick Brid merupakan satelit resolusi tinggi yang telah diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 di Vanderberg Air Force Base (California).  Satelit yang dimiliki dan dioperasikan oleh Digital Globe ini diluncurkan pada periode orbit 93.5 menit, sun-synchronous pada ketinggian 450 km, sudut inklikasi 97.2°,  revisit time 1 hingga 4 hari, dan  menghasilkan  scene  dengan  ukuran  sekitar     16 km x 16 km  (Eddy, 2009:454).
Sensor satelit QuickBrid merupakan sumber daya yang baik untuk menenuhi kebutuhan-kebutuhan di bidang analisis perubahan lahan, pertanian, industri minyak dan gas, monitoring infrastruktur rekayasa dan konstruksi dan kehutanan. Hasil perekaman sensor BGIS-2000 atau BHRC-60 (Ball haigh Resolution Camera-60) satelit QuickBrid merupakan beberapa band citra dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel. Sensor Cira Satelit Quickbrid Tahun 2004
Sensor
Keterangan
Domain Spektral
Resolusi spasial
Ukuran Scene
Radiometrik
EBM
Biru
0.49 – 0.59 µm
15 m
15 km x 15 km
8-bit
EBM
Merah
0.61 – 0.68 µm
15 m
15 km x 15 km
8-bit
EBM
NIR
0.79 – 0.89 µm
15 m
15 km x 15 km
8-bit
EBP
VNIR
0.45 – 0.48 µm
3 m
3 km x 3 km
8-bit
Sumber: Prahasta, 2009: