Kamis, 04 Oktober 2012

STEREONET DALAM GEOLOGI STUKTUR MINERAL



Untuk memasukkan data baru ditetapkan ke dalam program, pertama klik salah satu dari tiga tombol yang terletak di bawah panel set data. + L akan menambahkan satu set baris data baru, + P akan menambah pesawat data yang baru ditetapkan, dan + SMC akan memulai lingkaran kecil baru kumpulan data. Untuk memasukkan baris sebagai garu dalam pesawat, tahan kunci Shift saat mengklik tombol L +. Setiap tombol memiliki "tool tips" atau petunjuk yang muncul, seperti yang ditunjukkan dalam grafik ke kanan, dalam kasus Anda lupa apa yang masing-masing tombol tidak.

Mengklik salah satu dari tiga tombol akan menambahkan data yang baru dan akan menambahkan baris ke panel daftar data, sehingga Anda dapat segera mulai memasukkan data. Dalam contoh yang ditunjukkan pada gambar pertama akan ketik pengukuran tren, kemudian tekan tombol tab untuk pindah ke kolom terjun untuk memasuki pengukuran terjun. Setelah memasukkan risiko, jika Anda menekan tombol Kembali, baris kedua akan ditambahkan secara otomatis untuk masuk ke baris lain data.



Atau, Anda dapat mengklik tombol "+" di bawah panel daftar data untuk menambahkan baris baru data. Jika Anda memasuki garu baris di pesawat, stereonet 7 akan membuat kedua saluran data se dan pesawat kumpulan data. Kedua set data harus diberi nama yang sama. Jika Anda menghapus set pesawat data (atau mengubah nama), Anda masih akan mampu menunjukkan data garis, tetapi Anda tidak akan dapat menampilkannya dengan menggunakan garu (RK) format.

Nama dari kumpulan data dapat diedit setiap saat dengan mengklik pada nama (misalnya, "Garis Untitled") dan kemudian mengetik dalam apa pun yang Anda inginkan. Hal ini berguna untuk memberikan data set nama masuk akal karena mereka digunakan dalam berbagai operasi (misalnya, tiang untuk pesawat, rotasi) dan disimpan sebagai bagian dari file biner. Perhatikan bahwa Anda dapat mengatur format standar untuk data yang baru masuk dengan memilih Preferences. Anda juga dapat menambahkan data dengan mengklik mouse dalam primitif stereonet tersebut. Untuk mengaktifkan opsi ini, pilih "Enter dengan mouse" dari Menu Data. Sebuah pesan akan muncul menjelaskan bagaimana garis plot dan pesawat.

Anytime "Enter dengan mouse" dicentang, Anda dapat memasukkan baris baru dengan menekan kunci Shift saat mengklik, atau masukkan pesawat baru dengan menekan kunci Alt. Dalam kedua kasus, datum yang dimasukkan ketika Anda melepaskan mouse, bukan ketika Anda mengklik mouse. Ketika memilih sebuah pesawat baru dengan cara ini, tempat yang Anda klik mouse menjadi tiang ke pesawat, yang Anda tarik untuk memindahkan tiang sekitar, lingkaran besar yang bersangkutan akan ditampilkan. Pertama kali Anda memasukkan data dengan mouse, maka akan ditempatkan dalam satu set data khusus yang bernama "ad hoc garis" atau "ad hoc pesawat".

Setiap baris berikutnya atau pesawat ditambah dengan mouse akan ditambahkan ke set hoc yang sama ad data, daripada menciptakan satu set data baru. Selama 7 stereonet menemukan salah satu dari dua data set terdaftar, data yang dimasukkan dengan mouse akan ditambahkan ke set data yang ada. Anda dapat, tentu saja, mengubah nama data diatur ke apapun yang Anda inginkan, namun, ketika Anda melakukannya maka program akan membuat baru "ad hoc garis" atau "ad hoc pesawat" data set untuk setiap baris berikutnya atau pesawat masuk dengan mouse. Dalam prakteknya, ini ad hoc data set kemungkinan besar akan digunakan untuk konstruksi sementara. Anda dapat mematikannya dengan centang yang sesuai atau menghapusnya seluruhnya setelah Anda selesai. Mereka disimpan dengan file biner.

STRIKE DAN DIP




Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Apa itu Strike Dip?

Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Apa itu bidang planar? Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dll.



Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapi juga ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip hasil pengamatan ialah N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip)

Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi. Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal.



Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah:
1.      Mencari arah jurus pada bidang (strike)
a.     Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.
b.    Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang yang akan kita ukur. 
c.     Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada bull eyes berada di tengah.
d.    Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.
2.      Mencari kemiringan bidang (dip)
a.    Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
b.    Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.
c.    Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan. Contoh ekonomis yang kita miliki dalam menentukan strike dip ini dapat diaplikasikan dalam eksplorasi batubara, emas, dan mineral-mineral lainnya.

Minggu, 23 September 2012

Metode Two Steps Pada SIG


Metode 2 langkah di dalam koreksi geometri  adalah rektifikasi geometri dan registrasi citra . Langkah pertama  dengan registrasi citra yaitu dengan mendaftarkan koordinat citra yang belum terkoreksi dengan koordinat citra yang sudah terkoreksi yang mempunyai daerah yang sama, atau (map to map transformation). 



 
Langkah yang kedua adalah rektifikasi geometri yaitu mengubah aspek geometri pada citra dengan cara merujuk pada proyeksi peta yang baku, sehingga koordinat pada citra menjadi sama dengan koordinat pada peta yang digunakan sebagai data acuan. Proses yang digunakan dalam koreksi geometri dengan cara rektifikasi geometri adalah dengan transformasi koordinat dan resampling. Metode yang digunakan adalah dengan metode GCP (ground control point), yaitu membandingkan titik-titik kontrol pada citra dan titik-titik kontrol pada peta. Pengambilan titik kontrol harus mewakili dan merata pada seluruh citra. untuk memudahkan dalam pengambilan titik kontrol, obyek yang dipilih sebagai titik kontrol adalah obyek yang mudah dikenali pada citra, seperti posisi jalan, sungai dan kenampakan obyek yang khas. 






Kamis, 20 September 2012

PROSES PEMBENTUKAN BUMI

PENGERTIAN

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.

Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Diawali oleh ptolomeus yunani abab ke-20 m berpandat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi. Teori ini disebut geosentris .kemudian teori ini dibentulkan oleh Nicolai Copernicis astronom Polandia (1473-15430) pada tahun 1530 dengan Teorinya Heliosentris. Bahwa semua benda angkasa mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk lingkaran.

Johanes Kepler astronom dan matimatikawan jerman (1571-1630) berpandap bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips. Pada tahun 1610. Galileo dengan teleskop membenarkan Teori Copernicius yang telah dilarat oleh Keler. Pada tahun 1686, issac newton (1643-1727) dengan teori gravitasinya, menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena primsip grapitasi .


1. Immanuel Kant, 1724-1804 

Pada tahun 1755 dalam bukunya Allgemeine Naturgeschichte Und Theorie Des Himmels Nach Newtonischen Grundsatzen Behandelt (sejarah umum dan teori tentang tata surya berdasarkan hokum newton) Immanul Kant mengatakan jika bumi (planet - planet serta bintang) memang terjadi, maka proses-proses terjadinya selalu menurut hukum alam. Permulaan proses adalah sebagai berikut :
Di angkasa raya terdapat suatu ruangan yang berisi macam-macam gas (kabut). Gas yang besar menarik gas yang kecil sehinga terjadi kabut yang besar. Dalam proses tersebut terjadi benturan bolah-bola gas sehinga timbullah panas. Panas ini menyebabkan perputaran kabut asal. Kabut berputar makin cepat sehinga menjadi dingin,semakin cepat berputar ,semakin mendingin di bagian khatulistiwa terjadi pemisaha fragmen dari kabut tersebut fragmen yang dilemparkan keluar mendingin, mengembuin, mencair, dan hahirnya menjadi padat, dan membentuk planet-planet. 


2.Piere Simon Marquis De Laplace, (1749-1827) 

Pada tahun 1776, filsuf matematikawan Perancis mengutarakan teori terjadinya bumi sebagai berikut:  di angkasa terdapat kabut asal yang telah berputar,berpijar dan panas.putaran kabut asal yang berpijar itu perlahan lahan menjadi dingin,semakin ceppat berputar,gas tersebut semakin mendingin dan menyusut sehingga bentuknya menyurupai lingkaran.semakin cepat putarannya ,semakin cepat ekuator.karena gaya gravitasi,bentuk gumpalan gas di bagian tegah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen.

Fragmen tersebut berbentuk seperti cinci atau gelang yang bergerak mengelilingi induknya. Setelah gelang fragmen pertama terlepas dari induknya,terlepas juga cincin fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai yang kesembilan, cincin itu semakin mendingin menyusut, lalu membentuk planet. Semua mengorbit induknya satelit atau bulan yang mengelilingi planet-planet tersebut terjadi dengan cara yang sama.


3. Hipotesis Pasang Surut Gas 

Dua orang ilmuan dari inggris, yaitu Sir James M. Jeans (Astrofisikawan) dan Harold Jeffry (Geofisikawan) pada tahun 1917 mengemukakan hipotesisnya yang disebut hipotesis pasang surut gas. Teorinya adalah sebagai berikut :
  • Sekitar 2 milyar tahun yang lalu, matahari didekati oleh sebuah bintang yang besar (mungkin sebesar matahari), tetapi tidak saling bertabrakan. Karena gaya tarik-menarik, terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari (dan tidak kembali ke matahari). Bentuknya seperti cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari kecil, misalnya marcurius, semakin membesar, seperti yupiter dan saturnus, kemudian mengecil lagi seperti pluto, yang merupakan planet terkecil.
  • Mula-mula planet tersebut mengorbit matahari dalam bentuk elips, dan semakin lama bentuk orbitnya mendekati bentu lingkaran. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan dengan debu-debu kosmis pada waktu terjadinya tarik-menarik antara matahari dan bintang.
  • Planet-planet itu sejak awal telah mendini. Proses mendininya berjalan lambat (untuk planet yang besar) dan berjalan cepat (untuk planet yang kecil).
  • Pada saat orbit masih berbentuk elit dan ketika planet tersebut dekat dengan matahari, terejadi gaya tarik-menarik antara planet dan matahari. Akibatnya banyak materi yang lepas dari planet dan terjadilah satelit dari planet. Peristiwa ini proses terjadinya planet.


4. Theory Big Bang

Teori ini adalah yang paling terkenal Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.

Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama galaksi bima sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
  • Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
  • Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
  • Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.


5.Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya bumi.ingatkah kamu tentang Teori Kabut (Nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De Laplace (1796). Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.

Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (Nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.


6.Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul Teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin Dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.


7.Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya


8.Hipotesis 

Lebih kurang seratus tahun setelah kabut Kant-Laplace, pada taun 1905, Thomas C.Chamberlin (Geologiwan) dan Forest R Moulton (Astronom) dari chicago,usa mengemukakan teori baru yang disebut bteori planettesimal.yaitu pada awalnya ada matahari kemudian matahari itu didekati bintang sehinga terjadilah tarik-menarik dan terjadilah peladakan hebat yang menyebabkan banyak gas mecuat keluar dari atmosfir matahari.gas yang mecuat tersabut berbentuk seperti kabut pilin (spiral),lalu mengebung dan membeku menjadi planetesimal.

Bintang mendekati matahari dan menarik gas yang ada didalam gas yang keluar itu mencair lalu mengecil dan memadat. Kemudian bersama sama dengan planetesimals membentuk planet. Planetesimal itu tumbuh terus, menarik bagian-bagian yang kecil sehingga terjadi satelit atau bulan. Meteorit yang jatuh kebumi merupakan bukti bahwa proses pertumbuhan bumi (dan juga planet-planet) terus tumbuh.
Ada juga planetesimal .yang saling bertubrukan sehingga menghasilkan panas,dan menyebabkan brysfir menjadi panas dan planet pun berotasi, adapun orbit yang mengelilingi matahari sudah berlangsungnya sejak terbentuknya kabut spiral. Atmosfir bumi terbentuk ketika bumi mempunyai ukuran setengah dari ukuran sekarang.

Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
  • Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi bima sakti, lalu sistem tata surya.bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
  • Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

BUMI DAN PERKEMBANGANNYA

Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari, bumi masih dalam keadaan stadia kabut (nebula). Kabut asal ini mula-mula berbentuk tenaga penyinaran (cahaya), bukan berbentuk materi (zat). Kemudian energi (tenaga) ini berubah menjadi materi. Di dalam fisika modern banyak terjadi proses perubahan energi menjadi materi, dan sebaliknya.

Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut gelap yang temperaturnya hanya beberapa derajat diatas titik nol mutlak. Dalam proses perubahan energi menjadi materi, timbil panas sehingga materi yang terbentuk menguap kembali. Akibatnya, terjadi kabut gas yang bercahaya.dari penyelidikan, terbuktilah bahwa cahaya matahari yang telah bermilyar-milyar tahun lamanya memancar tak pernah menunjukkan penurunan suhu sampai 2% atau 3%. Panas yang telah dipancarkan matahari selama ini setiap kali diisi atau diganti oelh panas yang baru dibentuk yang terjadi suatu proses peralihan dari energi ke matahari.

Acuan mutakhir tentang terjadinya tata surya yang paling mutakhir lebih kurang sebagai berikut:

  • Tata surya terbentuk dari awan gas hydrogen dan debu yang berputar lalu memadat dan menjadi bola dalam suhu yang panas dan bersinar lebih kurang 5 milyar tahun yang lalu. Dan juga karena grafitasi (gaya berat) awan tersebut menyusup. 
  • Akibatnya, tekanan dan suhunya bertambah tinggi. Batuan yang tertua di bumi kira-kira berumur 3,8 milyar tahun, tetapi meteorit dan batuan dari bilan ada yang berumur sampai 4,6 milyar tahun. Dalam hal ini para geologiwan berpendapat bahwa sesungguhnya bumi juga setua itu pula, tetapi tidak ada batuan yang setua meteorit tersebut ada, mungkin karena hancur akibat proses geologis.

Para astronom berpendapat bahwa planet-planet terbentuk dalam awan yang ringan dan sedikit gas berat yang menjadi inti planet tersebut satelit terbentuk dengan cara yang sama dan mengorbit planet (bukan mengorbit matahari). Ada perbedaan mengenai asal mula bahan yang membentuk planet dan bulan yaitu :


  • Mungkin sisa dari gas yang memadat (dari awan) bentuk matahari.
  • Sekali terbentuk, matahari menarik lebih banyak bahan dari antariksa yang memadat lalu membentuk planet dan bulan.