Selasa, 19 Februari 2013

MENGUKUR RUN OFF

1.    Pengukuran Debit Secara Tidak Langsung (Metode Rasional)
Metode ini digunakan untuk memprediksikan prakiraan besarnya air larian. Metode ini berlaku untuk suatu wilayah sub daerah aliran sungai kecil (kurang dari beberapa ratus hektar) dengan komponen tata halan utama adalah pertanian.  Persamaan matematik metode rasional untuk memperkirakan air larian adalah Q = 0,0028 C i A (Asdak. 2007: 160).
1.1.   Air Larian Puncak (Q)
Q adalah debit aliran air larian puncak yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Biasannya menghitung curah hujan harian kemudian dicari rata-rata curah hujan bulanan dan rata-rata curah hujan tahunan. Metode ini hanya menunjukan besarnya air larian puncak (Qp) debit  dan debit rata-rata (Qave). Metode ini paling praktis karena terbukti untuk merancang bangunan pencegah banjir, erosi, dan sedimentasi (Asdak,1995:161) .
1.2.Koefisien aliran (C)
Koefisien air larian atau sering disingkat C adalah bilangan yang menunjukan perbandingan antara besarnya air larian terhadap besarnya curah hujan (Asdak. 2006: 157). Prakiraan besar kecilnya angka  koefisien C untuk berbagai macam vegetasi di wilayah DAS menunjukan laju infiltrasi, keadaan pentup tanah dan intensitas hujan.
Koefisien aliran atau C untuk kawasan hutan adalah 0,10 artinya 10% dari total curah hujan menjadi air larian. Secara matematis dapat dijabarkan sebagai berikut:
Koefisien Air Larian ( C ) =   Air Larian  (mm)        
     Curah Hujan (mm)
C Rata-Rata =  (C1 X A1) + (C2 X A2) + (C3 X A3) + ... (Cn X An)
(A1 + A2 + A3 + ...An)
Keterangan:
C Rata-Rata         = koefisien rata-rata tertimbang
C1, C2, ...Cn        = harga koefisien aliran sesuai penggunaan lahan
A1, A2, ... An      = luas masing-masing penggunaan lahan.
Tabel. Nilai air larian C untuk persamaan rasional
(U.S Forest Service, 1980)
Tataguna
Lahan
C

Perakantoran
Daerah pusat kota
Daerah sekitar kota

0.70-0.95
0.50-0.70
Perumahan
Rumah tunggal
Rumah susun terpisah
Rumah susun bersambung
Pinggiran kota

0.30-0.50
0.40-0.60
0.60-0.75
0.25-0.40
Daerah Industri
Kurang padat industri
Padat industri

0.50-0.80
0.60-0.90
Taman, Kuburan
Tempat Bermain
Daerah Stasiun KA
Daerah Tak Berkembang
0.10-0.25
0.20-0.25
0.20-0.40
0.10-0.30
Jalan Raya
Beraspal
Beton
Baerbatu bata
Trotoar

0.70-0.95
0.80-0.95
0.70-0.85 
0.75-0.85
Tanah Lapangan
Berpasir, datar, 2%
Berpasir, agak rata, 2–7%
Berpasir, miring, 7%
Tanah berat, datar, 2%
Tanah berat, agak rata, 2-7%
Tanah berat, miring, 7%

0.05-0.10
0.10-0.15
0.15-0.20
0.13-0.17
0.18-0.22
o.25-0.35

Tanah Pertanian, 0-30 %
Tanah Kosong
Rata
Kasar
Ladang Garapan
Tanah berat, tanpa vegetasi
Tanah berat, dengan vegetasi
Berpasir, tanpa vegetsi
Berpasir, dengan vegetasi
Padang Rumput
Tanah berat
Berpasir
Hutan bervegetasi


0.30-0.60
0.20-0.50

0.30-0.60
0.20-0.50
0.20-0.25
0.10-0.25

0.15-0.45
0.05-0.25
0.05-0.25

Tanah Tidak Produktif, > 30%
Rata, kedap air
Kasar

0.70-0.90
0.50-0.70
Sumber: Asdak, 1995:164
1.3.Intensitas Hujan ( I )
Suatu fungsi dari lama waktu hujan dengan jumlah hujan, analisis nilai i menggunakan rumus mononobe (Jepang). Menentukan intensitas hujan i bedasarkan lama waktu aliran permukaan.  Manfaat dari data stasiun pengamat hujan setempat atau gunakan atlas frekuensi hujan tertentuuntuk periode ulang dan lama waktu hujan tertentu.  Mengkonverensi anka hujan dalam unit milimeter menjadi milimeter per jam.
I   =  
Keterangan:
I     =    intensitas hujan  (mm/jam)
T    =    lama waktu hujan  (jam)
R24=     curah hujan harian maksimum (mm)

1.4.Waktu Konsentrasi (Tc)
Waktu konsentrasi Tc (time of concertration)  didefinisikan sebagai waktu perjalanan yang diperlukan oleh air dari tempat yang paling jauh (hulu) sampai ketitik pengamatan aliran air (outlet).  Hal ini terjadi ketika sepanjang tanah kedua titik tersebuttelah jenuh dan semua cekungan bumi telah terisi oleh air hujan.
Tc  =   0,0195  k 0,77               
Keterangan:
Tc =     waktu konsentrasi
K  =     perbandingan antara panjang saluran pengamatan sampai
titik terjauh dengan slope kemiringan DAS atau L (m) .
                                                                                         

S =       slope merupakan perbandingan antara beda tinggi dengan
 panjang saluran titik pengamatan atau h (m) .
  L (m)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar