Kamis, 13 September 2012

POPULASI DAN SAMPEL


PENGERTIAN
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang jumlahnya terbatas atau tidak terbatas. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati


METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel yaitu:
1.    Secara acak (random) /probabilita
2.    Secara tidak acak (non-random) /non-probabilita.


ACAK  (RANDOM SAMPELING)
           1.      Pengambilan Acak Sederhana (Simpel Random Sampeling)

Merupakan sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya dilalukan secara bebas. Pengambilan acak secara sederhana ini dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan pengembalian ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian. Kelebihan dari pemngembilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel dan kemampuan menghitung standard error. Sedangkan,kekurangannya adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat.

2.      Pengambilan Acak Sistematis ( Systematic  Random Sampeling)

Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang interval tertentu secara berurutan. Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari 5000 populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5. Diambil satu angka dari interval pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan angka berikutnya dari interval selanjutnya. Kelebihan dari pengambilan acak secara sistematis ini adalah lebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sedderhana. Sedangkan, kekurangannya adalah tidak bisa digunakan pada penelitian yang heterogen karena tidak mampunya menangkap keragaman populasi heterogen.

3.      Pengambilan Acak Berdasarkan Lapisan (Stratified Random Sampeling)

Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili oleh sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.

4.      Pengambilan Acak Berdasarkan Area ( Clauser Sampeling )

Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel.[Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu.

TIDAK ACAK (NON-RANDOM SAMPLING)
           1.      Pengambilan Sesaat (Accidental/haphazard sampling)

Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-tiba berdasarkan siapa yang ditemui oleh peneliti. Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat. Kelebihan dari pengambilan sesaat ini adalah kepraktisan dalam pemillihan anggota sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.

2.      Pengambilan Menurut Jumlah (Quota Sampling)

Merupakan pengambilan anggota sampel berdasarkan jumlah yang diinginkan oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah sudah ditentukan dari awal. Sedangkan, kekurangannya adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.

3.      Pengambilan Menurut Tujuan (Purposive Sampling)

Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

4.      Pengambilan Beruntun (Snow-ball Sampling)

            Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem jaringan responden. Mulai dari mewawancarai satu responden. Kemudian, responden tersebut akan menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan menunjukkan responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kredibel di bidangnya. Sedangkan, kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

Senin, 03 September 2012

TIPE-TIPE VEGETASI PERAIRAN TAWAR DAN ASIN DAERAH PEDALAMAN


PENGERTIAN
Rawa gelagah dan tipe vegetasi semi akuatik pemisahan habitat akuatik dari yang terestrial dan vegetasi karena adanya perbedaan faktor iklim yang merupakan utama dalam menentukan persebaran tipe-tipe vegetasi tertentuLimnologi  merupakan ilmu yang mempelajari air dengan daerah pedalaman, termasuk lingkungan dan semua organisme penghuni serta hubungannya yang bersifat timbal balik. Di dalamnya dibedakan antara:
  1. bentos tumbuh yang ada didalam dasar air.
  2. plankton tumbuh yang terapung bebas.
  3. nekton tumbuh yang berenang (secara aktif).
  4. kriofitik tumbuh yang hidup diatas salju dan es.


BENTOS
Alga terdapat pada dasar air baik yang bebas maupun melekat, yang biasanya lebih kecil dari organism lain. Organisme bentik dan sekutu-sekutunya terdapat dalam interfase antara air bebas dan dasar yang biasanya heterogen atau penutupnya yang hubungannya lebih rumit dari pada plankton, karena dasar danau dan tertutupi bahan yang berbeda-beda. Bagian profil yang melakukan fotosintesis dibedakan sebagai bersifat litoral dan dibagi menjadi 4 mintakat yaitu:
  1. Mintakat elitorial
  2. Mintakat sublitoral (lebih ekspensif)
  3. Mintakat infralitoral
  4. Mintakat frofundal



PLANKTON
Plankton merupakan organism yang terapung bebas dalam atau di permukaan air, secara kasar plankton dapat dibedakan dalam dua tipe yang masing masing disebut fitoplankton dan zooplankton.
Kategori  kategori utama plankton air tawar antara lain:
  1. Limnonplankton  terdapat di danaudan kolam
  2. Potamoplankton  dalam aliran sungai yang mengalir lambat
  3. krioplankton  yang hidup pada salju “neve”dan es abadi

  

KOMUNITAS KRIOFITIK
Komunitas yang hidup diatas salju dan es beberapa mirip dengan genangan  efemeral merupakan hasil peleburan es dan salju, Kehidupan alga salju berwarna merah chlammydomonas (Sphaerella) nivalissering  terdapat pada genangan air es. Kriofita biasanya diklasifikasikan dalam prefensi terhadap lingkungannya:
  1. Tumbuh di atas es  (Mesotenium Berggrenii)
  2. Tumbuh di atas salju dan neve (Chlamydomonas nivalis)
  3. Tumbuh di atas es dan salju (Cylindroscytis brebissonii)
  4. Tumbuh pada trasnportrasi normal pada es dan salju (Cynophyceae)


Biasanya hanya ada satu kriofita yang menonjol pada suatu komunitas membrikan warna yang khas pada permuakan es salju tersebut. Selain tumbuhan ada juga hewannya yang disebut lalat salju. Sebagian besar  kroifita darat terdiri atas alga hijau (Clorophyceae) namun ada juga yang  warna merah dan kuning dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

 

RAWA DAN AIR ASIN
Pada daerah rawa yang banyak terdapat di bagian  belahan bumi utara, merupakan habitat spesifik yang substraknya tersusun atas gambut. Tumbuhan –tumbuhan dalam perairan daerah pedalaman yang sangat tinggi kadar garamnya, faktor yang determinan ternyata adalah reaksi yang masam , ditambah dengan rendahnya kadar garam dan melimpahnya koloid humus yang terdapat dalam larutan.
 

HIDROSERA

Hidrosera dimulai di perairan yang dalam yang lambat laun menjadi dangkal dengan terjadinya endapan berbagai bahan yang lumpur lunak yang diendapkan. Didalamnya tercakup sumbangan dari plankton dan pleston.yang tampak pertama sebagian bagian utama yag normal dalam suatu hidrosera adalah tahap di bawah air. Jenis- jenis tumbuhan yang dominan adalah dari tipe rumput Pragmites communis, sejenis welingi , ekor kucing ,ekor kuda air dan berbagai teki air atau rumput kertas terletak di sungai- sungai daerah tropik. Karena didsalam air lebih sulit untuk mendapat mendapat oksigen daripada di udara, dan lebih sukar lagi tumbuhan di dalam lumpur yang tergenang air, maka tumbuhan air dan tumbuhan rawa mempunyai sistem saluran udara  yang disebut aerenkima.

Rabu, 25 Juli 2012

BENTUK LAHAN SAND DUNE ATAU GUMUK PASIR



Sand Dune atau Gumuk Pasir merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam Aeolin. Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering).

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :
  1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
  2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
  3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
  4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain.

Morfologi Sand Dune

Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu penghalang.
Beberapa tipe gumuk pasir:

  • Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.  



  • Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.



  • Gumuk Pasir Parabolik
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.



  • Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang



  • Gumuk Pasir Bintang (star dune)
Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.




  • Tipe Impedeed Dunes
Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal : vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk karena deflasi local.




  • Echo dunes
Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.Proses pembentukan : akumulasi pada zone perputaran aliran angin karena zone penghalang.



Penampakan Sand dune pada citra satelit


Kamis, 28 Juni 2012

BENTUK LAHAN MARINE




Geomorfologi asal marine merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
  1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
  2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.
  3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
  4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
  5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.



Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.

Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya.

Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Berikut ini adalah macam bentang lahan yang terbentuk adanya bentuk lahan marine:
1.      Gisik
a.      Relief               :  berombak
b.      Batuan/struktur:  pasir lepas
c.       Proses            :  sedimenrasi, deposisi, abrasi
d.      Karakteristik   :  pasir lepas, berombak, dipengaruhi pasang surut



2.      Beting gisik
a.         Relief               :  berombak
b.         Batuan/struktur:  pasir lepas
c.         Proses             :  sedimenrasi, deposisi, abrasi
d.         Karakteristik   :  sejajar garis pantai, materi pasir lepas, beromabak.



3.      Clief
a.         Relief               :  terjal dan berbukit
b.         Batuan/struktur:  batuan dasar
c.         Proses             :  abrasi dan tektonik
d.         Karakteristik   :  tebing terjal ditepi pantai



4.      Dataran Abrasi
a.      Relief                :  datar
b.      Batuan/struktur :  batuan sedimen
c.       Proses             :  abrasi dan angin
d.      Karakteristik    :  dataran ditepi pantai



5.      Rataan Pasang Surut
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan sedimen
c.       Proses             :  abrasi dan angin
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai



6.      Rataan Lumpur
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan sedimen
c.       Proses            :  abrasi, denudasional,
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai



7.      Rawa Payau
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan sedimen
c.       Proses             :  abrasi dan denudasional
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai, air campuran asin dan tawar



8.      Rataan Terumbu
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan dasar
c.       Proses             :  abrasi dan tektonik
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai



9.      Dataran Aluvial Pantai
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan vulkan, batuan sedimen, batuan beku
c.       Proses             :  abrasi dan tektonik
d.      Karakteristik    :  dataran ditepi pantai



PENAMPAKAN PADA CITRA SATELIT


New My Picture