Kamis, 06 Desember 2012

DASAR DASAR MINERALOGI


  Definisi mineral berdasarkan 5 ketentuan umum yaitu :
1.  merupakan mineral alami.
2. umumnya anorganik.
3. mempunyai sifat fisis dan kimia tetap
4. berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap
5. homogen (tidak dapat diurai dengan proses fisis)
6. Dapat berupa padat, cair (HgS, H2O) dan gas (H2S, CO2, CH4)

mineral adalah elemen atau komponen kimiawi yang umumnya kristalin dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi  (Nickel, E. H., 1995).

Mineral adalah bahan alam yang umumnya anorganik dengan komposisi kimia dan kondisi fisik yang tertentu (O' Donoghue, 1990).

Benda padat homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur (L.G. Berry & B. Mason, 1959)

Bahan padat dgn struktur homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg anorganik (Whitten & J.R.V. Brooks, 1972)

zat atau bahan yg homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan (A.W.R. Potter & H. Robinson, 1977)

Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada umumnya anorganik.  


klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana, yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya, yaitu:
1.     Unsur (native element), hanya memiliki satu unsur kimia, sifat dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas, perak, tembaga, arsenik, bismuth, belerang, intan, dan grafit.
2.    Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3), dll
3.    Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air dengan satu atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit (FeOOH).
4.    Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif, seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan Fluorit (CaF2).
5.    Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara logam/semilogam dengan anion komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit (CaCO3), niter (NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4 . 8H2O).
6.    Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan anion sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat. Contohnya: barit (BaSO4), wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
7.    Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)
8.    Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa (SiO2), zeolit-Na (Na6[(AlO2)6(SiO2)30] . 24H2O).

Identifikasi mineral dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral, diantaranya :

I. Kekerasan (hardness)
Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa digunakan adalah Skala Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10 pembagian skala dimana skala 1 adalah mineral paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling keras.

Tabel 2. Skala Mohs
Nama Mineral
Rumus Kimia
Kekerasan
Keterangan
Talk
Mg3Si4O10(OH)2
1
Ditekan jari
Gypsum
CaSO42H2O
2
Digores kuku
Kalsit
CaCO3
3
Menggoges kuku
Flourit
CaF2
4
Perunggu
Apatit
Ca5(FCl)(PO4)3
5
Pisau baja
Ortoklas/Felspar
KAlSi3O8
6
Kikir
Kuarsa
SiO2
7
Baja
Topaz
(Al2F)2SiO4
8
Baja dapat digores
Corundum
Al2O3
9
Baja dapat digores
Diamond
C
10
Semua benda dapat digores

Catatan :


1 – 2 dapat digores dengan kuku
3 – 5 dapat digores dengan paku
 6 – 9 dapat digores dengan kaca 
 10     dapat menggores semua benda



II. Berat jenis
Cara pengukuran berat jenis mineral ada bermacam-macam, diantaranya dengan menimbang mineral tersebut dan memperbandingkannya dengan volume.

     ρ = m/v
     ρ = massa jenis
    m = berat (gr)
     v = volume (cm3)


Tabel 3. berat jenis mineral
Massa Jenis
Klasifikasi
Contoh
< 2,7
Ringan
Kuarsa
2,7 – 3,0
Sedang
Mika
3,1 – 3,3
Berat
Tourmalin
3,4 – 4,0
Amat berat
Olivin
> 4,0
Teramat berat
Zircon


III. Kilap (luster)
Kenampakan permukaan mineral Yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang diterima.
Dibagi menjadi :
1.    Kilap Logam pada mineral-mineral mengandung logam.Mineral-mineral berindeks bias 3 atau lebih contoh : Galena, Sulphide, Pirit
2.   Kilap bukan Logam
    Mineral-mineral berindeks bias kurang dari 2,5
a.   Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan kesan seperti kaca misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
b.   Kilap intan (adamantine luster)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan, zircon
c.   Kilap sutera (silky luster)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
d.   Kilap damar (resinous luster)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
e.   Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari
kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
f.   Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
g.   Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull)
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit,
bentonit.

IV. Warna
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya.  Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua:
1.    Idiokromatik
Bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque)
2.   Alokromatik
Bila warna mineral tidak tetap dapat berubah-ubah, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.

V. Belahan (Cleavage)
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Kecenderungan mineral untuk memebelah diri pada satu arah tertentu atau lebih dan membentuk bidang belahan. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
1.     Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukar (kalsit, galena, halite)
2.    Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lain (felspar, diopsit)
3.    Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan mudah (hornblende, staurolite)
4.    Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar (Platina, emas)
5.    Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan (apatit, casiterit).


VI. Pecahan (Fracture)
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan  tidak teratur.  Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1.     pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan atau seperti botol atau kulit bawang. (kuarsa, obsidian)
2.    pecahan berserat/fibrus(splintery), bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
3.    pecahan tidak rata (uneven), bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
4.    pecahan rata (Even), bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
5.    pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam murni;
6.    tanah(earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.


VII. Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
Daya Tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan pemecahan. Macamnya :
1.     Brittle, mineral mudah hancur menjadi tepung halus (kalsit, kuarsa, hematit)
2.    Sectile, mineral mudah terpotong pisau tapi tidak berkurang menjadi tepung (gypsum)
3.    Malleable, mineral jika ditempa palu menjadi pipih (Au, Ag)
4.    Ductile, mineral jika ditarik tambah panjang dan jika dilepaskan tidak kembali seperti semula (copper, olivine)
5.    Flexible, mineral dapat dilengkungkan dengan mudah (Talk, mika)
6.    Elastic, mineral merenggang jika ditarik dan jika dilepaskan kembali seperti semula (muscovite, hematite tipis)


IIX. Gores (streak)
Merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. Merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada keping porselen kasar.
Contoh :
1.    Warna kuning pada Pirit bila diasah memberi gores warna hitam
2.   Warna kehitaman pada Hematit bila diasah memberi gores warna merah hati
3.   Gores tidak berwarna pada Biotit
4.   Gores berwarna putih pada orthoklas


IX. Sifat Kemagnetan
Semua mineral menunjukkan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya membutuhkan alat yang khusus.
Terbagi atas :
1.  Paramagnetit (magnetit), mineral mempunyai gaya tarik terhadap magnet (magnetit, pyrotit)
2. Diamagnetit (nonmagnetit), mineral mempunyai gaya tolak terhadap magnet


X. Derajat Ketransparanan
Sifat ini tergantung pada kemempuan mineral mentransmisikan cahaya. Dibedakan atas :
a.  Opaque mineral, mineral tdk tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang tipis (logam mulia, belerang)
b.  Transparent mineral, mineral tembus pandang seperti kaca biasa (batu-batu kirstal)
c.  Translucent mineral, tembus cahaya taoi tidak tembus pandang (kalsdon, gypsum, opal)
d.  Mineral-mineral tidak tembus pandang dalam bentuk pecahan tetapi tembus cahaya pada lapisan tipis (feldspar, karbonat, silica)


Senin, 03 Desember 2012

PETA RADIOMETRI DATING



Dasar Dasar
Para ilmuwan menggunakan teknik yang dinamakan "radiometric dating" untuk mengira usia fosil dan bumi. Banyak orang yang dibuat percaya bahwa metode tersebut membuktikan bahwa bumi ini sudah berusia milyaran tahun. Ini telah mengakibatkan gereja-gereja mengevaluasi kembali referensi mengenai penciptaan, khususnya mengenai kata "hari" di kejadian 1. Dengan berfokus pada suatu bentuk radiometric dating, yaitu carbon dating, kita akan melihat bagaimana carbon dating tidak dipakai menghitung usia batuan jutaan tahun.
Sebelum kita ke detail bagaimana metode radiometric dating digunakan, kita melihat beberapa konsep dasar kimia dahulu. Ingat bahwa atom adalah bahan dasar membangun sesuatu. Atom terdiri dari partikel lebih kecil yaitu proton, neutron dan electron. Proton dan neutron membentuk ini yaitu nukleus dari atom, dan elektron membentuk lapisan mengelilingi nukleus.
Jumlah proton dalam nukleus suatu atom menentukan setiap elemen. Contoh, semua carbon memiliki 6 proton, dan semua nitrogen memiliki 7 proton, dan semua oxygen memiliki 8 proton. Jumlah neutron dalam nukleus bisa berbeda-beda pada setiap atom. Jadi, suatu atom carbon mungkin memiliki 6 neutron, atau tujuh, atau mungkin delapan- tetapi tetap memiliki 6 proton. Isotop adalah bentuk lain dari elemen, masing masing memiliki jumlah neutron yang berbeda. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan tiga isotop carbon. 
Beberapa isotop elemen tidak stabil; mereka dapat secara spontan berubah menjadi bentuk atom yang lain melalui suatu proses yang disebut "radioactive decay". Karena proses ini mempunyai jenjang waktu yang bisa diketahui, para ilmuwan mencoba menggunakannya seperti suatu "jam" untuk mengetahui berapa waktu lalu kah fosil atau batu itu terbentuk. Ada dua aplikasi untuk radiometric dating. Pertama adalah untuk menghitung usia fosil menggunakan carbon 14 dating, dan yang satu lagi adalah untuk menghitung batuan dan usia bumi menggunakan uranium, potasium dan atom-atom radioaktif. 

Carbon 14 Dating
Carbon-14 (14c), juga disebut radiocarbon, dikatakan sebagai metode paling dipercaya untuk menghitung usia fosil sampai 50,000 atau 60,000 tahun. Kalau klaim ini benar, referensi alkitab mengenai bumi baru (hanya 6000 tahun) bisa dipertanyakan, karena 14c dipakai dalam menghitung puluhan ribu tahun sering dipakai, lazim.1
Semua metode radiometric dating yang dipakai dalam prosedur ilmiah saat ini adalah untuk menginterpretasi apa yang terjadi masa lampau. Prosedur ini jarang dipertanyakan. Dalam dunia sekular (evolusi) pandangan dunia mengartikan bahwa alam semesta dan bumi ini berusia milyaran tahun.
Penggunaan carbon-14 dating sering disalah mengerti. Carbon-14 seringkali digunakan untuk menghitung sesuatu yang dulu pernah hidup (materi organik). Tidak bisa digunakan pada batuan; namun, bisa juga digunakan untuk membuat batasan waktu pada materi inorganik seperti berlian (karena berlian mengandung carbon-14). Karena cepatnya menghilang 14c, hanya bisa memberikan waktu ribuan tahun saja, bukan jutaan.  Ada tiga variasi (isotop) carbon yang terbentuk di alam yaitu 12c, 13c, and 14c.
Carbon-14 digunakan untuk menentukan usia karena ia tidak stabil (radioactive), sedangkan 12c dan 13c stabil. Radioaktif berarti 14c akan menghilang (mengeluarkan radiasi) dalam waktu tertentu dan menjadi elemen yang berbeda. Selama proses yang disebut "beta decay" ini neutron dalam 14c atom akan dikonversi menjadi proton. Dengan hilangnya suatu neutron dan dapatnya satu proton. 14c kemudian berubah menjadi nitrogen-14 (14n = 7 protons dan 7 neutron). Bila14c secara terus menerus habis, akankah bumi kehabisan 14c? Jawabannya tidak.
Carbon-14 selalu ditambahkan ke atmosfir. Pancaran dari kosmik luar angkasa, yang mengandung energi tinggi, menyerang atmosfir paling luar. Pancaran kosmik ini berbenturan dengan atom yang berada diatmosfir dan menyebabkan mereka terberai. Neutron yang datang dari atom yang terberai dengan 14n atom (karena atmosfir terbuat dari nitrogen dan oxygen) dan dikonversikan menjadi 14c atoms (proton berubah menjadi neutron).
Saat 14c terbentuk, ia berkombinasi dengan oksigen di atmosfir (12c berlaku seperti 14c dan berkombinasi dengan oxygen) untuk membentuk karbon dioksida (co2). Karena co2  dilibatkan ke tanaman (yang berarti makanan yang kita makan pun mengandung 14c dan 12c), semua mahluk hidup harus memiliki rasio 14c and 12c yang sama dalam mereka dalam udara yang kita hirup.

Bagaimana Carbon 14 Dating Bekerja
Disaat suatu mahluk hidup mati, proses penanggalan dimulai. Selama suatu organisma itu hidup, ia akan tetap menerima 14c; saat ia mati, tidak lagi ia menerimanya. Karena 14c adalah radioactive (menyusut menjadi 14n), jumlah f 14c pada organisme yang mati menjadi semakin sedikit seiring waktu. Jadi, bagian dari proses penanggalan adalah menghitung jumlah 14c yang masih terdapat, karena sisanya sudah hilang (menyususut) para ilmuwan sekarang menggunakan alat yang dinamakan "accelerator mass spectrometer” (ams) untuk menghitung rasio 14c terhadap 12c, yang meningkatkan ketepatan/akurasi sampai 80,000 tahun. Untuk menghitung tanggalnya, beberapa hal harus diketahui. Dua hal termasuk dalam pertanyaan:
1.      Berapa cepatkah 14c decay/menyusut?
2.      Berapa banyak kah jumlah 14c disaat mahluk itu terakhir hidup?

Jenjang waktu susutnya elemen radioaktif disebut dengan istilah "half-life." half-life suatu atom adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk separuh dari sample atom itu menyusut sampai habis. Half-life dari 14c adalah 5,730 tahun. Contohnya, suatu toples dengan semua 14c atoms di titik waktu nol akan berisi separuh dari 14c atoms dan separuh lagi 14n diujung 5,730 years (satu half-life). Diujung dari 11,460 tahun (dua half-life), toples akan beris seperempat 14c atom dan tiga perempat 14n atom.
Karena half-life dari 14c dapat diketahui, (berapa cepat dia habis), satu-satunya yang bisa diketahui adalah jumlah awal 14c pada suatu fossil. Jika para ilmuwan tahu jumlah14c pada suatu mahluk saat dia mati, mereka dapat mengukur berapa jumlahnya dan berapa half-life yang sudah dilaluinya. 
Karena tidak ada yang mengukur berapa banyak 14c pada mahluk itu saat ia mati, para ilmuwan harus mendapatkan suatu metode berapa banyak 14c sudah habis. Untuk itu, para ilmuwan harus menggunakan isotop karbon utama, yang disebut carbon-12 (12c). Karena 12c adalah isotop stabil dari carbon, ia akan tetap konstan; namun, jumlah 14c akan berkurang setelah mahluk itu mati. Semua mahluk hidup menyerap carbon (14c and 12c) dari makan dan bernafas. Jadi rasio 14c to 12c pada mahluk hidup akan sama seperti pada atmosfir. Rasio ini adalah satu 14c atom untuk setiap 1 triliun 12c atom. Para ilmuwan dapat menggunakan rasio ini untuk menetapkan jumlah awal 14c.
Saat organisme mati, rasio ini (1:1 triliu) akan mulai berubah. Jumlah 12c akan tetap namun jumlah 14c akan terus berkurang. Makin kecil rasio, makin lama organisme itu telah mati. Berikut ini ilustrasi yang menggambarkan bagaimana usia diukur dengan rasio.

 PETA RADIOMETRI DATING

TABEL PERKIRAAN UMUR
Percent 14c Terisa
Percent 12c Tersisa
Rasio
Jumlah
Half-Lives
Berapa Thn Mati
(Age Of Fossil)
100
100
1 to 1t
0
0
50
100
1 to 2t
1
5,730
25
100
1 to 4t
2
11,460
12.5
100
1 to 8t
3
17,190
6.25
100
1 to 16t
4
22,920
3.125
100
1 to 32t
5
28,650

T = trillion

Suatu Asumsi Kritis
Suatu asumsi kritis digunakan dalam carbon-14 dating berkaitan dengan rasio ini. Asumsi itu menganggap bahwa rasio 14c terhadap 12c di atmosfir selalu sama seperti sekarang ini (1: 1 triliun). Jika asumsi ini benar, maka metode ams 14c dating ini bisa digunakan sampai 80,000 tahun. Lebih dari angka ini, instrumen para ilmuwan tidak akan dapat mendeteksi jumlah 14c yang cukup untuk mendeteksi usia. Ini adalah suatu asumsi yang kritis terhadap proses penentuan usia.
Jika asumsi ini tidak benar, maka metode ini tidak akan menghasilkan estimasi yang benar. Apakah yang dapat mempengaruhi rasio sampai bisa berubah? Jika kecepatan produksi 14c di atmosfir tidak sesuai dengan kecepatan hilangnya, rasio akan berubah. Di lain kata, jumlah 14c diproduksi harus selalu seimbang dengan jumlahnya yang hilang untuk mencapai titik seimbang (equilibrium). Kalau hal ini tidak benar, rasio14c terhadap 12c menjadi tidak konstan, yang membuat jumlah 14c pada suatu spesimen tidak dapat diketahui secara akurat. 
Dr. Willard libby, penemu metode carbon-14 dating method, berasumsi bahwa rasio ini konstan. Alasannya didasarkan oleh kepercayaan akan evolusi, yang sudah sendirinya mengasumsikan bahwa bumi memang berusia milyaran tahun. Asumsi dalam komunitas ilmiah sangatlah penting. Jika asumsi awal tidak benar, semua perhitungan yang didasarkan atas asumsi tersebut mungkin benar, namun tetap memberikan kesimpulan yang salah.  
Dalam pekerjaan awalnya, dr. Libby mengatakan bahwa atmosfir tidak nampak seperti dalam kondisi equilibrium. Ini adalah suatu yang aneh karena dr. Libby sendiri percaya bahwa bumi ini berusia milyaran tahun dan memiliki banyak waktu untuk mencapai titik equilibrium. Perhitungan dr. Libby menunjukkan bahwa jika bumi dimulai tanpa 14c in the atmosphere, dalam waktu 30,000 tahun saja ia akan mencapai titik equilibrium (stabil). Jika radiasi kosmik memiliki intensitas yang sama dalam 20,000 atau 30,000 tahun dan jika persediaan karbon belum berubah dalam masa ini, maka akan ada pada saat sekarang ini suatu keseimbangan lengkap antara kecepatan hilangnya atom-atom radiocarbon dan kecepatan asimilasi untuk atom-atom radiocarbon yang baru untuk setiap material dalam siklus hidupnya. 
Dr. Libby memilih untuk mengabaikan adanya ketidakseimbangan ini (non-equilibrium), dan ia menambahkannya kepada eror eksperimental. Namun, selisih itu ternyata sangat nyata. Rasio antara 14c /12c memang tidak konstan. Kecepatan produksi (the specific production rate (spr)) dari c-14 adalah 18.8 atoms per gram dari total carbon per menit. Kecepatan hilangnya (the specific decay rate (sdr)) adalah hanya 16.1 habisnya per gram per menit.3
Apakah artinya? Jika waktu yang diperlukan untuk mencapai equilibrium adalah 30,000 tahun dan 14c masih belum equilibrium, maka bumi ini memang belum terlalu tua. 

Medan Magnet Bumi
Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan produksi 14c di atmosfir. Bumi ini memiliki medan magnet disekelilingnya yang melindungi kita dari radiasi yang berbahaya dari luar angkasa. Medan magnet ini menyusut (melemah). Semakin kuat medan magnet ini mengelilingi bumi, semakinsedikitlah radiasi cosmik yang mencapai atmosfir. Ini akan mengakibatkan produksi 14c yang lebih sedikit di masa lalu bumi. 
Penyebab dari level c-14 yang bervariasi tidak diketahui. Variasi yang pasti disebabkan juga oleh produksi radiocarbon pada pancaran kosmik/radiasi. Pancaran kosmik flux, kecepatan produksi c-14, bukan hanya suatu fungsi aktivitas matahari, namun juga pergerakan kutub-kutub magnet pada bumi.  Walaupun rumit, sejarah dari medan magnet bumi ini cocok dengan hipotesis barnes, yang mengatakan bahwa medan  itu selalu menyusut... Medan itu selalu kehilangan energi meskipun variatif, jadi tidak bisa berusia lebih dari 10,000 tahun.
Medan magnet bumi semakin melemah. Saat ini sudah 10 persen, menurut para ahli, lebih sedikit daripada saat mulai dicatat oleh carl friedrich gauss, seorang ahli matematika jerman tahun 1845. Jika kecepatan produksi 14c di atmosfir lebih sedikit di masa lalu, tanggal yang diberikan melalui metode carbon-14 akan salah asumsi mengatakan bahwa lebih banyak 14c menyusut dari suatu spesimen daripada kenyataan sebenarnya. Jadi artinya hasil perhitungan tanggal akan menjadi jauh lebih tua daripada sebenarnya.