Setelah sempat menembus harga tertingginya pada September 2011 sebesar US$ 1.900 per ounce, harga emas kali ini masih belum stabil dan cenderung bergerak turun. Kebanyakan investor masih merasa khawatir karena emas masih dirasa belum cukup aman untuk dijadikan aset investasi.
Seperti melansir Gold Investing News, Kamis (18/7/2013), emas merupakan komoditas yang langka. Jumlah emas global memang bervariasi, tapi data terbaru yang dihimpun Thomson Reuters menyebutkan cadangan emas di dunia saat ini hanya tersisa sebanyak 171.300 ton.
Sambang emas saat ini tersebar di berbagai negara. Dari banyaknya lahan tambang tersebut, berikut tiga tambang penghasil emas terbesar di dunia:
1. Tambang Grasberg (Freeport) di Indonesia
Sebagian besar para ahli menganggap Freeport-McMoRan Copper & Gold sebagai tambang terbesar di dunia. Tak hanya itu, tambang tembaganya pun menjadi nomor satu di dunia. Grasberg berlokasi di Papua, Indonesia.
Operasi open-pit di pertambangna tersebut dimulai pada 1990 dan perusahaan berharap operasinya dapat berlanjut hingga 2016. Hal tersebut karena pada akhir tahun lalu, lahan open-pit Garsberg baru saja mengalami pembenahan dan cadangan emas diatasnya diperkirakan mencapai 6,5 juta ounce.
Tambang tersebut ditargetkan menghasilkan 1,25 juta ounce emas tahun ini. Namun kemunduran produksi belakangan ini hanya mampu membuat Freeport menghasilkan 80% emas dari total estimasi. Tambang tersebut sempat ambruk pada 14 Mei 2013. Kecelakaan itu memaksa Freeport menghentikan operasinya dan produksinya masih belum dilanjutkan hingga 9 Juli lalu.
Meski begitu, masih banyak proyek perluasan yang sedang dikembangkan di wilayah energi mineral Grasberg. Menurut laporan tahunan perusahaan 2012, proyek tersebut termasuk pengembangan lahan berskala luas, tambang bawah tanah dengan bijih berkualitas tinggi.
2. Tambang Yanacocha Mine di Peru
Penambangan emas terbesar kedua dunia ini berlokasi di pegunungan Andes di Peru. Yanacocha sendiri dikenal sebagai tambang emas terbesar di Amerika Latin.
Sejak dibuka pada 1993, terdapat tiga lahan tambang aktif. Sejak pembangunannya, tambang ini telah memproduksi lebih dari 26 juta ounce emas.
Yanancocha dimiliki dan dioperasikan produsen emas yang berbasis di Colorado, Newmont Mining. Perusahaan ini memegang 51,35% untuk properti dan sisanya diklaim milik Compania de Minas Buenaventura.
Pada 2012, Yanacocha tercatat memproduksi 1,3 juta ounce emas. Terhitung pada 31 Desember 2012, asetnya terdiri dari 3 juta ounce cadangan emas. Lahan tambang tersebut merupakan perusanahaan patungan dengan Conga Project Newmont di Peru. Keduanya dikenal sebagai Minera Yanacocha.
Area tambangnya sempat menerima sejumlah protes dari penduduk Peru yang menuntut proyek Conga dihentikan. Tuntutan tersebut menyusul kabar bahwa Newmont akan mengeringkan tiga danau di kawasan Cajamarca.
3. Tambang Goldstrike di Nevada
Tambang Goldstrike berlokasi di Carlin Trend di Nevada dan dioperasikan Barrick Gold. Pertambangan di Goldstrike dimulai pada 1987. Lokasinya terdiri dari kompilasi tambang lahan terbuka Betze dan tambang bawah tanah Rodeo.
Pada 2012, tambang ini memproduksi 1,17 juta ounce emas dengan harga US$ 541 per ounce. Tahun in, Barrick memprediksi bisa memproduksi sekitar 0,87 juta hingga 0,94 juta ounce emas. Sementara itu, seperti dikutip dari situs resmi Barrick, sampai akhir tahun 2012, cadangan emas Goldstrik diketahui mencapai 12,3 juta ounce.
Pada akhir Juni lalu, perusahaan mengumumkan pihaknya akan melakukan pemutusan hubungan kerja (downsizaing) pada 55 pekerja di Nevada dan Utah. Hal tersebut merupakan dampak dari rendahnya harga emas, biaya operasional yang lebih tinggi dan harga saham yang tak stabil. (Sis/Nur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar