1.
Pengukuran
Debit Secara Tidak Langsung
(Metode Rasional)
Metode ini digunakan untuk
memprediksikan prakiraan besarnya air larian. Metode ini berlaku untuk suatu
wilayah sub daerah aliran sungai kecil (kurang dari beberapa ratus hektar)
dengan komponen tata halan utama adalah pertanian. Persamaan matematik metode rasional untuk
memperkirakan air larian adalah Q =
0,0028 C i A (Asdak. 2007: 160).
1.1.
Air
Larian Puncak (Q)
Q
adalah debit aliran air larian puncak yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Biasannya menghitung curah hujan harian kemudian dicari rata-rata curah hujan
bulanan dan rata-rata curah hujan tahunan. Metode ini hanya menunjukan besarnya
air larian puncak (Qp) debit dan debit rata-rata (Qave). Metode ini paling praktis karena terbukti untuk merancang
bangunan pencegah banjir, erosi, dan sedimentasi (Asdak,1995:161) .
1.2.Koefisien aliran (C)
Koefisien air larian atau sering
disingkat C adalah bilangan yang
menunjukan perbandingan antara besarnya air larian terhadap besarnya curah
hujan (Asdak. 2006: 157). Prakiraan
besar kecilnya angka koefisien C untuk berbagai macam vegetasi di
wilayah DAS menunjukan laju infiltrasi, keadaan pentup tanah dan intensitas
hujan.
Koefisien aliran atau C untuk kawasan hutan adalah 0,10
artinya 10% dari total curah hujan menjadi air larian. Secara matematis dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Koefisien Air
Larian ( C ) = Air Larian (mm)
Curah Hujan (mm)
C Rata-Rata
= (C1 X A1) + (C2 X A2) + (C3 X A3) +
... (Cn X An)
(A1
+ A2 + A3 + ...An)
Keterangan:
C Rata-Rata = koefisien rata-rata tertimbang
C1, C2, ...Cn = harga
koefisien aliran sesuai penggunaan lahan
A1, A2, ... An = luas masing-masing penggunaan lahan.
Tabel.
Nilai air larian C untuk persamaan
rasional
(U.S
Forest Service, 1980)
Tataguna
Lahan
|
C
|
|
Perakantoran
Daerah pusat kota
Daerah sekitar kota
|
0.70-0.95
0.50-0.70
|
|
Perumahan
Rumah tunggal
Rumah susun terpisah
Rumah susun bersambung
Pinggiran kota
|
0.30-0.50
0.40-0.60
0.60-0.75
0.25-0.40
|
|
Daerah
Industri
Kurang padat industri
Padat industri
|
0.50-0.80
0.60-0.90
|
|
Taman, Kuburan
Tempat Bermain
Daerah Stasiun KA
Daerah Tak Berkembang
|
0.10-0.25
0.20-0.25
0.20-0.40
0.10-0.30
|
|
Jalan
Raya
Beraspal
Beton
Baerbatu bata
Trotoar
|
0.70-0.95
0.80-0.95
0.70-0.85
0.75-0.85
|
|
Tanah
Lapangan
Berpasir, datar, 2%
Berpasir, agak rata, 2–7%
Berpasir, miring, 7%
Tanah berat, datar, 2%
Tanah berat, agak rata, 2-7%
Tanah berat, miring, 7%
|
0.05-0.10
0.10-0.15
0.15-0.20
0.13-0.17
0.18-0.22
o.25-0.35
|
|
Tanah
Pertanian, 0-30 %
Tanah Kosong
Rata
Kasar
Ladang Garapan
Tanah berat, tanpa vegetasi
Tanah berat, dengan vegetasi
Berpasir, tanpa vegetsi
Berpasir, dengan vegetasi
Padang Rumput
Tanah berat
Berpasir
Hutan bervegetasi
|
0.30-0.60
0.20-0.50
0.30-0.60
0.20-0.50
0.20-0.25
0.10-0.25
0.15-0.45
0.05-0.25
0.05-0.25
|
|
Tanah
Tidak Produktif, > 30%
Rata, kedap air
Kasar
|
0.70-0.90
0.50-0.70
|
Sumber:
Asdak, 1995:164
1.3.Intensitas Hujan
(
I
)
Suatu fungsi dari lama waktu hujan dengan jumlah
hujan, analisis nilai i menggunakan rumus mononobe (Jepang). Menentukan intensitas
hujan i bedasarkan lama waktu aliran
permukaan. Manfaat dari data stasiun
pengamat hujan setempat atau gunakan atlas frekuensi hujan tertentuuntuk
periode ulang dan lama waktu hujan tertentu.
Mengkonverensi anka hujan dalam unit milimeter menjadi milimeter per
jam.
I =
Keterangan:
I = intensitas hujan (mm/jam)
T = lama waktu hujan (jam)
R24= curah hujan harian maksimum
(mm)
1.4.Waktu Konsentrasi
(Tc)
Waktu konsentrasi Tc (time of concertration) didefinisikan sebagai waktu perjalanan yang diperlukan oleh air dari tempat yang
paling jauh (hulu) sampai ketitik pengamatan aliran air (outlet). Hal ini terjadi
ketika sepanjang tanah kedua titik tersebuttelah jenuh dan semua cekungan bumi
telah terisi oleh air hujan.
Tc = 0,0195
k 0,77
Keterangan:
Tc = waktu konsentrasi
K = perbandingan
antara panjang saluran pengamatan sampai
titik terjauh dengan slope
kemiringan DAS atau L (m) .
S = slope merupakan
perbandingan antara beda tinggi dengan
panjang
saluran titik pengamatan atau h (m) .
L (m)