BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Jaringan Infrastruktur Kota Surakarta
mengambarkan persebaran sarana dan prasarana yang ada dalam wilayah tersebut.
Dari hasil pemetaan dapat diperoleh informasi tentang keberadaan posisi atau
letak sarana dan prasana tersebut. Sehingga dapat persebaran sarana dan
prasarana dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Perkembangan sarana dan prasarana dari
tahun ke tahun Kota Surakarta berubah hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antaralain:
1.
Perkembangan ilmu teknologi.
2.
Pertambahan jumlah penduduk.
3.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Sehinga
terjadi pembangunan daerah untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat
berupa saran dan prasana untuk memudahkan masyarajat.
Dampak dari pembangunan adalah perubahan
jaringan infrastruktur dan persebaran saran dan prasana yang ada di Kota
Surakarta. Sehingga perlu diadakan analisis terhadap persebaran jaringan
tersebut. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui tingat aksebilitas jaringan tersebut masyarakat sekitar.
1.2.Tujuan
Tujuan dari
penyusuna laporan Jaringan Infrastruktur Kota Surakarta antara lain:
- Dapat mengetahui tingakat pemahaman, kinerja, kemampuan dan keterampilan mahasisawa dalam pengembangan SIG Untuk Analisis Jaringan Infrastruktur.
- Mahasiswa memperoleah gambaran tentang dunia kerja sehungga dapat mengasah kemampuan Mahasiswa.
- Penyempurnaan terhadap mata kuliah SIG Untuk Analisis Jaringan Infrastruktur dan bemanfaat kajian ilmunya.
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Gambaran Secara Geografi
Secara geografis Kota Surakarta berada antara
110045'15'' - 110045'35'' Bujur Timur dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang
Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga
berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi
dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.
Dilihat
dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta
tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang
menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur Surabaya
dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka tidak heran kota
Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten di
sekitarnya.
Jika
dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3
kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali,
sebelah timur dibatasi dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah
selatan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan
dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.
Sementara
itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah
kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan
Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun
Warga (RW) dan 2669 Rukun Tetangga (RT).
2.2. Profil Kota
Kota Surakarta
memiliki luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 Desa ini
berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di
sebelah utara, Kabupaten sukoharjo di sebelah selatan, Kabupaten sukoharjo dan
Kabupaten Karanganyar di sebelah barat dan timur.
Kota Surakarta
terkenal dengan batik, keraton, dan pasar klewer, layak perekonomian yang
didominasi oleh kegiatan pariwisata dan perdagangan dan jasa, begitu juga
dengan Surakarta, kota ini lebih dikenal dengan Kota Solo. Untuk pariwisata,
eksistensi keraton Kasunanan surakarta Hadiningrat dan Mangkunegaran menjadikan
Solo sebagai poros sejarah, seni, budaya, yang memiliki nilai jual. Nilai jual
ini termanifestasi melalui bagunan kuno, tradisi kerajaan yang terpelihara, dan
karya seni yang menakjubkan, tatanan penduduk setempat yang tidak lepas dari sentuhan-sentuhan
kultural dan spiritual keraton yang semakin menambah daya tarik. Salah satu
tradisi yang berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini
adalah membatik. Seni dan pembatikan solo menjadikan daerah ini menjadi pusat
batik di Indonesia.
Pariwisata dan
perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata tidak akan ada artinya
bila didukung sektor perdagangan, minimal keberadaan perdagangan cendera mata
dan kerajinan khas daerah menjadikan pariwisata semakin berdenyut. Berbeda
dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan
pokok seperti beras, sayur-sayurandan bahan dasar protein yang seharusnya
terpenuhi melalui sektor ini harus bergantung dari daerah lain. Pemberdayaan
sektor pertanian hampir tidak mungkin dapat dilakukan, sama sulitnya dengan
mengembangkan wilayah permukiman akibat keterbatasan lahan.
Secara
kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan
restoran,angkutan, dan komunikasi serta jasa-jasa menjadi andalan daerah.
Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri
rumahtangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan bati dna
pakaian jadi yang hasilnya tidak hanya dinikmati oleh pasar setempat dan
nasional, tetapi juga pasar internasional.
BAB III
JARINGAN INFRASTRUKTUR
3.1.
Diskripsi Jaringan Jalan
Jaringan jalan menggambarkan
persebaran jalan yang ada di Kota Surakarta. Persebaran ini bisa menjangkau mulai
dari pusat kota hingga ke dalam wilayah permukiman penduduk dan ke daerah
terpelosok atau ke daerah pedesaan yang dapat ditampilkan dalam peta pada
lampiran. Jalan dapat dibedakan dalam berbagai klasifikasi kelas antara lain:
1. Berdasarakan
Daya Beban
- Kelas I tekanan maksimum 7 ton/m2
- Kelas II tekanan maksimum 5 ton/m2
- Kelas III tekanan maksimum 3.5 ton/m2
- Kelas IV tekanan maksimum 2 ton/m2
- Kelas V tekanan maksimum 1.5 ton/m2
2. Berdasarkan
Fungsi Jalan
- Jalan Utama ( Arteri ) menyalurkan lalu lintas antar kota.
- Jalna Utama Kota (Minor) menyalurkan lalu lintas antar luar kota dan kedalam kota atau sebaliknya.
- Jalan Antar Lingkungan ( Minor ) menyalurkan lalu lintas wilayah kota atau lingkungan dari lingkungan ke jalan utama.
- Jalan Lingkungan jalan yang ada dikawasan lingkungan perumahan, permukiman, industri, perkantoran, kampus.
3.
Berdasarkan Wewenang
- Jalan Negara didanai oleh APBN.
- Jalan Propinsi didanai oleh APBD Propinsi.
- Jalan Protokol didanai oleh Pemkot/Pemkab.
- Jalan Lingkungan didanai oleh Pemkot/Pemkab dan swadaya masyarakat.
3.2.
Diskripsi Jaringan Listrik
Jaringan
Listrik menggambarkan tentang persebaran
listrik di Kota
Surakarta sudah merata atau belum. Jaringan Listrik sangat penting karena
listrik banyak digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan industri, pendidikan,
kesehatan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan sebaran jaringan listrik
ditampilkan dalam peta pada lampiran.
3.3.
Diskripsi Jaringan PDAM
Jaringan
PDAM menjelaskan tentang persebaran tentang air bersih yang ada di Kota Surakarta.
Dari pemetaan Jaringan PDAM dapat lihat persediaan air bersih dan persebarannya
sudah merata atau belum rata. Persebaran Jaringan PDAM dapat ditampilkan dalam
peta pada lampiran. Air bersih yang
disalurkan kepada masyarakat harus mempunyai kualitas air yang baik. Syarat
syarat air yang berkualitas dapat di uji dengan 2 cara yaitu:
1. Secara
Fisika yaitu pengujian air berdasarkan sifat fisik
1. Air
tidak berbau,
2. Air tidak
berwarna
3. Air tidak
berasa.
2. Secara
Kimia yaitu dapat diuji kandungan kimia air antara lain:
1. BOD
dengan ambang batas 100mg/l
2. COD dengan
ambang batas 100mg/l
3. TSS dengan
ambang batas 100mg/l
4. Sulfida
dengan ambang batas 100mg/l
5. Amoniak
dengan ambang batas 100mg/l
3.4. Deskripsi Jaringan Kesehatan
Jaringan Kesehatan menjelaskan
bahwa persebaran fasilitas kesehatan untuk masyarakat sudah merata atau belum
merata. Dari hasil pemetaan jaringan kesehatan dapat disimpulkan bahwa semakin
merta persebaran fasilitas kesehatan maka kesehatan masyarakat akan terjamin.
Dapat mengurangi anka kematian yang ada di masyarakat. Dapat dilihat pada peta
berikut ini persebaran jaringan kesehatan ditampilkan dalam peta pada lampiran.
1.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Capaian
diarahkan
- Penanganan Penyakit menular
- Penanggulangan Gizi pada Ibu Hamil dan Anak-anak;
- Mendorong Upaya Peran aktif masyarakat dan swasta dalam kaitanya dengan perilaku hidup dan gaya hidup sehat sejak usia dini melalui kesehatan dan pemberdayaan; serta
- Terwujudnya pemantapan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan yang terpadu, efisien, rsional dan akuntabel dengan mengembangkan sistim informasi berdasarkan bukti (avidence based) dalam mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.
2.
Penerapan program unggulan dalam peningkatan
pelayanan kesehatan
1.
Puskesmas Rawat Inap
2.
Puskesmas sore hari
3.
Peningkatan mutu Pusekesmas
melalui sertifikasi ISO 9001
4.
Layanan klinik infeksi
Menular SEksual (rujukan ke klinik VC
5.
Layanan klinik
konsultasi kesehatan remaja& program kurikulum KKR dan SLTP
6.
Layanan kunjungan ahli
anak dan obsgyn ke Puskesmas.
7.
Program regristasi dan
sertifikasi kematian
8.
Sistim Informasi
Kesehatan Daerah
9.
Prog Askeskin
10.
Sistim Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (PKMS)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan infrastruktur Kota
Surakarta hampir merata disetiap wilayahnya. Dari hasil pemetaan dan survei
yang dilakukan pihak yang terkait pengelolaan jaringan infrastruktur Kota
Surakarta sudah baik. Sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan baik
karena ketersediaan jaringan sarana dan prasana yang hampir merata di hingga ke
daerah pelosok.
Saran
Diharapkan
dari pembahasan diatas tentang Kota Surakarta dapat diperoleh manfaat anatara
lain:
- Dapat dijadikan sarana belajar untuk mahasiswa medalami dan memahami mata kuliah SIG untuk Analisis Jaringan Infrastruktur.
- Dapat dijadikan bahan pertimbangan Kota Surakata dalam pembangunan daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan daerah .
DAFTAR PUSTAKA
http://www.surakarta.go.id/
Kantor BAPPEDA Kota
Surakarta
NN. 2010. Jaringan Infrastruktur. Semarang: Suka-Suka