Definisi
mineral berdasarkan 5
ketentuan umum yaitu :
1. merupakan
mineral alami.
2. umumnya
anorganik.
3. mempunyai
sifat fisis dan kimia tetap
4. berupa
unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap
5. homogen
(tidak dapat diurai dengan proses fisis)
6.
Dapat berupa
padat, cair (HgS, H2O) dan gas (H2S, CO2, CH4)
mineral adalah elemen atau komponen
kimiawi yang umumnya kristalin dan terbentuk sebagai hasil dari proses
geologi (Nickel, E. H., 1995).
Mineral adalah bahan alam yang
umumnya anorganik dengan komposisi kimia dan kondisi fisik yang tertentu (O'
Donoghue, 1990).
Benda padat homogen terdapat di alam
terbetun secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu & mempunyai
susunan atom yg teratur (L.G. Berry & B. Mason, 1959)
Bahan padat dgn struktur homogen
mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg anorganik
(Whitten & J.R.V. Brooks, 1972)
zat atau bahan yg homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan
bukan hasil suatu kehidupan (A.W.R. Potter & H. Robinson, 1977)
Secara umum mineral adalah zat atau
benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun
atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada umumnya anorganik.
klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah
klasifikasi dari Dana, yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan
struktur kristalnya, yaitu:
1.
Unsur (native element), hanya
memiliki satu unsur kimia, sifat dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat
dipintal, seperti emas, perak, tembaga, arsenik, bismuth, belerang, intan, dan
grafit.
2.
Mineral sulfida atau sulfosalt,
merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang (S), misalnya
galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3),
dll
3.
Oksida dan hidroksida,
merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air dengan satu atau lebih
macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit (FeOOH).
4.
Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion
halogenida yang elektronegatif, seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya:
halit (NaCl), silvit (KCl), dan Fluorit (CaF2).
5.
Nitrat, karbonat dan borat,
merupakan kombinasi antara logam/semilogam dengan anion komplek, CO3
atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit
(CaCO3), niter (NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4
. 8H2O).
6.
Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat,
dicirikan oleh kombinasi logam dengan anion sulfat, kromat, molibdat, dan
tungstat. Contohnya: barit (BaSO4), wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
7.
Fosfat, arsenat, dan vanadat,
contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)
8.
Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25%
dari keseluruhan mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai.
Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa
(SiO2), zeolit-Na (Na6[(AlO2)6(SiO2)30]
. 24H2O).
Identifikasi mineral dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat
fisik mineral, diantaranya :
I. Kekerasan (hardness)
Merupakan
sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa digunakan adalah
Skala Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10 pembagian skala dimana
skala 1 adalah mineral paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling keras.
Tabel
2. Skala Mohs
Nama
Mineral
|
Rumus
Kimia
|
Kekerasan
|
Keterangan
|
Talk
|
Mg3Si4O10(OH)2
|
1
|
Ditekan
jari
|
Gypsum
|
CaSO42H2O
|
2
|
Digores
kuku
|
Kalsit
|
CaCO3
|
3
|
Menggoges
kuku
|
Flourit
|
CaF2
|
4
|
Perunggu
|
Apatit
|
Ca5(FCl)(PO4)3
|
5
|
Pisau
baja
|
Ortoklas/Felspar
|
KAlSi3O8
|
6
|
Kikir
|
Kuarsa
|
SiO2
|
7
|
Baja
|
Topaz
|
(Al2F)2SiO4
|
8
|
Baja
dapat digores
|
Corundum
|
Al2O3
|
9
|
Baja
dapat digores
|
Diamond
|
C
|
10
|
Semua
benda dapat digores
|
Catatan
:
1
– 2 dapat digores dengan kuku
3
– 5 dapat digores dengan paku
6 – 9 dapat
digores dengan kaca
10 dapat menggores semua benda
II. Berat jenis
Cara
pengukuran berat jenis mineral ada bermacam-macam, diantaranya dengan menimbang
mineral tersebut dan memperbandingkannya dengan volume.
ρ = m/v
ρ = massa jenis
m = berat (gr)
v = volume (cm3)
Tabel
3. berat jenis mineral
Massa
Jenis
|
Klasifikasi
|
Contoh
|
<
2,7
|
Ringan
|
Kuarsa
|
2,7
– 3,0
|
Sedang
|
Mika
|
3,1
– 3,3
|
Berat
|
Tourmalin
|
3,4
– 4,0
|
Amat
berat
|
Olivin
|
>
4,0
|
Teramat
berat
|
Zircon
|
III. Kilap (luster)
Kenampakan
permukaan mineral Yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang diterima.
Dibagi
menjadi :
1.
Kilap Logam
pada mineral-mineral mengandung logam.Mineral-mineral
berindeks bias 3 atau lebih contoh
: Galena, Sulphide, Pirit
2.
Kilap bukan Logam
Mineral-mineral berindeks bias kurang dari
2,5
a.
Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan
kesan seperti kaca misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
b.
Kilap intan (adamantine luster)
memberikan
kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan, zircon
c.
Kilap sutera (silky luster)
memberikan
kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral
yang
mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
d.
Kilap damar (resinous luster)
memberikan
kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
e.
Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan
kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari
kulit
kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
f.
Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai
lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
g. Kilap tanah
(earthy) atau kirap guram (dull)
kenampakannya
buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit,
bentonit.
IV. Warna
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua:
1. Idiokromatik
Bila warna mineral selalu tetap, umumnya
dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque)
2. Alokromatik
Bila warna mineral tidak tetap dapat
berubah-ubah, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada
mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.
V. Belahan (Cleavage)
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui
bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar
dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Kecenderungan mineral untuk memebelah
diri pada satu arah tertentu atau lebih dan membentuk bidang belahan. Belahan
dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
1.
Sempurna (perfect), bila
bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukar
(kalsit, galena, halite)
2.
Baik (good), bidang
belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah
lain (felspar, diopsit)
3.
Jelas (distinct), bidang
belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan
mudah (hornblende, staurolite)
4.
Tidak jelas (indistinct), dimana
kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar (Platina,
emas)
5.
Tidak sempurna (imperfect), dimana
bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan
sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan (apatit, casiterit).
VI. Pecahan
(Fracture)
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1.
pecahan konkoidal, bila
memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan atau seperti botol atau
kulit bawang. (kuarsa, obsidian)
2.
pecahan berserat/fibrus(splintery), bila
menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
3.
pecahan tidak rata (uneven), bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan
kasar, misalnya pada garnet;
4.
pecahan rata (Even), bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya:
mineral lempung;
5.
pecahan runcing, bila
permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya
mineral kelompok logam murni;
6.
tanah(earthy), bila
kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
VII. Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
Daya Tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran dan pemecahan. Macamnya :
1.
Brittle, mineral mudah hancur
menjadi tepung halus (kalsit, kuarsa, hematit)
2.
Sectile, mineral mudah terpotong
pisau tapi tidak berkurang menjadi tepung (gypsum)
3.
Malleable, mineral jika ditempa palu
menjadi pipih (Au, Ag)
4.
Ductile, mineral jika ditarik tambah
panjang dan jika dilepaskan tidak kembali seperti semula (copper, olivine)
5.
Flexible, mineral dapat
dilengkungkan dengan mudah (Talk, mika)
6.
Elastic, mineral merenggang jika
ditarik dan jika dilepaskan kembali seperti semula (muscovite, hematite tipis)
IIX. Gores
(streak)
Merupakan
warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. Merupakan warna mineral dalam bentuk
serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada keping porselen kasar.
Contoh :
1.
Warna kuning pada Pirit bila diasah
memberi gores warna hitam
2.
Warna kehitaman pada Hematit bila
diasah memberi gores warna merah hati
3.
Gores tidak berwarna pada Biotit
4.
Gores berwarna putih pada orthoklas
IX. Sifat
Kemagnetan
Semua
mineral menunjukkan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya membutuhkan alat
yang khusus.
Terbagi atas
:
1. Paramagnetit
(magnetit), mineral mempunyai gaya tarik terhadap magnet (magnetit, pyrotit)
2. Diamagnetit
(nonmagnetit), mineral mempunyai gaya tolak terhadap magnet
X. Derajat
Ketransparanan
Sifat ini
tergantung pada kemempuan mineral mentransmisikan cahaya. Dibedakan atas :
a. Opaque mineral, mineral tdk tembus
cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang tipis (logam mulia, belerang)
b. Transparent mineral, mineral tembus
pandang seperti kaca biasa (batu-batu kirstal)
c. Translucent mineral, tembus cahaya
taoi tidak tembus pandang (kalsdon, gypsum, opal)
d. Mineral-mineral tidak tembus pandang
dalam bentuk pecahan tetapi tembus cahaya pada lapisan tipis (feldspar,
karbonat, silica)