Kamis, 06 Desember 2012

BATUAN BEKU


Batuan beku
Batuan yang terbentuk akibat adanya pembekuan magma didalam bumi atau pembekuan lava di atas permukaan bumi. Kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil magma yang mendingin (wt. Huang, 1962)


Struktur batuan beku
Struktur batuan beku sebagian hanya dapat dilihat di lapangan seperti struktur pillow lava dan columnar joint, dan hanya sedikit yang dapat diamati pada hand speciement sample. Macam struktur batuan beku :
Masif            
Tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yg tertanam dalam batuan.
 
Vesicular                     
Suatu struktur  ditandai adanya lubang- lubang dengan arah teratur. Lubang-lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas dari dalam batuan akibat adanya proses pembekuan. 
Scoria                       
Struktur seperti vesicular tapi arah lubangnya tidak teratur.
Pillow lava
Struktur pada batuan ekstruksi, ukurannya antara 10 cm – 6 m dan jaraknya berdekatan. Struktur ini merupakan struktur khas bawah laut. Struktur ini terbentuk pada daerah mor (mid oceanic ridge) atau punggungan tengah samudra, dimana lava yang keluar akan bertemu dengan air laut. Akibat tekanan hidrostatis maka bentuknya membulat menyerupai bantal. Umumnya berasosiasi dengan sediment laut dalam seperti rijang dan batugamping merah.
Joint
Struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tegak lurus arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar joint.  Lava yang muncul ke permukaan keluar melalui kekar /rekahan pada batuan. Lava akan membentuk seperti tiang-tiang searah dengan arah kekar yang tegak lurus arah aliran sehingga struktur yang nampak berbentuk tabular.
Amigdaloidal
Struktur dimana lubang-lubang tempat keluarnya gas terisi oleh mineral-mineral sekunder (zeolit, karbonat, silika).
Xenolith
Struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk/tertanam didalam batuan beku akibat peleburan tidak sempurna suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.
Autobreccia
Struktur pd lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.

DASAR DASAR MINERALOGI


  Definisi mineral berdasarkan 5 ketentuan umum yaitu :
1.  merupakan mineral alami.
2. umumnya anorganik.
3. mempunyai sifat fisis dan kimia tetap
4. berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap
5. homogen (tidak dapat diurai dengan proses fisis)
6. Dapat berupa padat, cair (HgS, H2O) dan gas (H2S, CO2, CH4)

mineral adalah elemen atau komponen kimiawi yang umumnya kristalin dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi  (Nickel, E. H., 1995).

Mineral adalah bahan alam yang umumnya anorganik dengan komposisi kimia dan kondisi fisik yang tertentu (O' Donoghue, 1990).

Benda padat homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur (L.G. Berry & B. Mason, 1959)

Bahan padat dgn struktur homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yg anorganik (Whitten & J.R.V. Brooks, 1972)

zat atau bahan yg homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan (A.W.R. Potter & H. Robinson, 1977)

Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada umumnya anorganik.  


klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana, yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya, yaitu:
1.     Unsur (native element), hanya memiliki satu unsur kimia, sifat dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas, perak, tembaga, arsenik, bismuth, belerang, intan, dan grafit.
2.    Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3), dll
3.    Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air dengan satu atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit (FeOOH).
4.    Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif, seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan Fluorit (CaF2).
5.    Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara logam/semilogam dengan anion komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit (CaCO3), niter (NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4 . 8H2O).
6.    Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan anion sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat. Contohnya: barit (BaSO4), wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
7.    Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)
8.    Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa (SiO2), zeolit-Na (Na6[(AlO2)6(SiO2)30] . 24H2O).

Identifikasi mineral dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral, diantaranya :

I. Kekerasan (hardness)
Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa digunakan adalah Skala Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10 pembagian skala dimana skala 1 adalah mineral paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling keras.

Tabel 2. Skala Mohs
Nama Mineral
Rumus Kimia
Kekerasan
Keterangan
Talk
Mg3Si4O10(OH)2
1
Ditekan jari
Gypsum
CaSO42H2O
2
Digores kuku
Kalsit
CaCO3
3
Menggoges kuku
Flourit
CaF2
4
Perunggu
Apatit
Ca5(FCl)(PO4)3
5
Pisau baja
Ortoklas/Felspar
KAlSi3O8
6
Kikir
Kuarsa
SiO2
7
Baja
Topaz
(Al2F)2SiO4
8
Baja dapat digores
Corundum
Al2O3
9
Baja dapat digores
Diamond
C
10
Semua benda dapat digores

Catatan :


1 – 2 dapat digores dengan kuku
3 – 5 dapat digores dengan paku
 6 – 9 dapat digores dengan kaca 
 10     dapat menggores semua benda



II. Berat jenis
Cara pengukuran berat jenis mineral ada bermacam-macam, diantaranya dengan menimbang mineral tersebut dan memperbandingkannya dengan volume.

     ρ = m/v
     ρ = massa jenis
    m = berat (gr)
     v = volume (cm3)


Tabel 3. berat jenis mineral
Massa Jenis
Klasifikasi
Contoh
< 2,7
Ringan
Kuarsa
2,7 – 3,0
Sedang
Mika
3,1 – 3,3
Berat
Tourmalin
3,4 – 4,0
Amat berat
Olivin
> 4,0
Teramat berat
Zircon


III. Kilap (luster)
Kenampakan permukaan mineral Yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang diterima.
Dibagi menjadi :
1.    Kilap Logam pada mineral-mineral mengandung logam.Mineral-mineral berindeks bias 3 atau lebih contoh : Galena, Sulphide, Pirit
2.   Kilap bukan Logam
    Mineral-mineral berindeks bias kurang dari 2,5
a.   Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan kesan seperti kaca misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
b.   Kilap intan (adamantine luster)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan, zircon
c.   Kilap sutera (silky luster)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
d.   Kilap damar (resinous luster)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
e.   Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari
kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
f.   Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
g.   Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull)
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit,
bentonit.

IV. Warna
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya.  Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua:
1.    Idiokromatik
Bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque)
2.   Alokromatik
Bila warna mineral tidak tetap dapat berubah-ubah, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.

V. Belahan (Cleavage)
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Kecenderungan mineral untuk memebelah diri pada satu arah tertentu atau lebih dan membentuk bidang belahan. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
1.     Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukar (kalsit, galena, halite)
2.    Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lain (felspar, diopsit)
3.    Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan mudah (hornblende, staurolite)
4.    Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar (Platina, emas)
5.    Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan (apatit, casiterit).


VI. Pecahan (Fracture)
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan  tidak teratur.  Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1.     pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan atau seperti botol atau kulit bawang. (kuarsa, obsidian)
2.    pecahan berserat/fibrus(splintery), bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
3.    pecahan tidak rata (uneven), bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
4.    pecahan rata (Even), bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
5.    pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam murni;
6.    tanah(earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.


VII. Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
Daya Tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan pemecahan. Macamnya :
1.     Brittle, mineral mudah hancur menjadi tepung halus (kalsit, kuarsa, hematit)
2.    Sectile, mineral mudah terpotong pisau tapi tidak berkurang menjadi tepung (gypsum)
3.    Malleable, mineral jika ditempa palu menjadi pipih (Au, Ag)
4.    Ductile, mineral jika ditarik tambah panjang dan jika dilepaskan tidak kembali seperti semula (copper, olivine)
5.    Flexible, mineral dapat dilengkungkan dengan mudah (Talk, mika)
6.    Elastic, mineral merenggang jika ditarik dan jika dilepaskan kembali seperti semula (muscovite, hematite tipis)


IIX. Gores (streak)
Merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. Merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada keping porselen kasar.
Contoh :
1.    Warna kuning pada Pirit bila diasah memberi gores warna hitam
2.   Warna kehitaman pada Hematit bila diasah memberi gores warna merah hati
3.   Gores tidak berwarna pada Biotit
4.   Gores berwarna putih pada orthoklas


IX. Sifat Kemagnetan
Semua mineral menunjukkan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya membutuhkan alat yang khusus.
Terbagi atas :
1.  Paramagnetit (magnetit), mineral mempunyai gaya tarik terhadap magnet (magnetit, pyrotit)
2. Diamagnetit (nonmagnetit), mineral mempunyai gaya tolak terhadap magnet


X. Derajat Ketransparanan
Sifat ini tergantung pada kemempuan mineral mentransmisikan cahaya. Dibedakan atas :
a.  Opaque mineral, mineral tdk tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang tipis (logam mulia, belerang)
b.  Transparent mineral, mineral tembus pandang seperti kaca biasa (batu-batu kirstal)
c.  Translucent mineral, tembus cahaya taoi tidak tembus pandang (kalsdon, gypsum, opal)
d.  Mineral-mineral tidak tembus pandang dalam bentuk pecahan tetapi tembus cahaya pada lapisan tipis (feldspar, karbonat, silica)